Sebagai wanita tentu saja saya senang pergi ke mall. Saya merasa sedikit rileks meskipun hanya berjalan-jalan saja di dalam mall tanpa berbelanja. Namun kenyamanan saya sering kali terganggu oleh mbak-mbak (SPG) yang menawarkan produk-produk mereka kepada saya. Bukannya saya tidak mau ditegur tetapi saya seperti dipaksa untuk membeli. Itulah sebabnya tiap kali saya pergi ke mall saya akan menghindari counter-counter kosmetik, terutama yang menjual produk pemutih kulit. Saya merasa terganggu karena selalu menjadi incaran para SPG kosmetik pemutih kulit.
Pernah di suatu mall saya “tertangkap” oleh seorang SPG lotion pemutih kulit. Saat itu saya sedang melihat-lihat pakaian yang tak jauh dari konter SPG itu. Ketika saya membalikkan badan dia sudah ada di belakang saya. Dia membawa flyer dan sebotol lotion di tangannya. Mulailah dia berkicau tentang keampuhan produk pemutihnya. Menurutnya setelah pemakaian kurang dari satu minggu saya sudah mendapatkan kulit wajah yang putih dan bersinar! Saya menolak secara halus dengan mengatakan terima kasih. Rupanya dia penuh perjuangan, dia tetap saja berpromosi dan memegang lengan saya. Dia berusaha untuk menahan saya yang mulai beranjak meninggalkannya. Saya (terpaksa) menjawab dengan agak keras, “Nggak, Mbak!” agar dia melepaskan pegangannya dari lengan saya.
Setelah itu saya lanjut melihat-lihat barang-barang lainnya. Ketika saya akan keluar dari mall saya kembali bertemu dengan SPG tadi. Whaaaaaa… Rupanya dia masih belum menyerah! Dia tersenyum dan menghampiri saya. “Halo, Mbak… Sudah berubah pikiran?? Ayo coba dulu deh lotionnya…” Kemudian dia membuka botol lotion yang dibawanya dan menuangkan sedikit isinya ke telapak tangannya. Saya langsung menggeleng cepat, “Maaf, Mbak… Maaf! Saya nggak mau jadi putih!” Saya pun buru-buru meninggalkannya, takut dikejar.
Kejadian seperti itu sering sekali terjadi pada saya. Baru muncul di pintu mall atau toko saja sudah didatangi SPG. Kenapa ya?? Saya jadi berfikir, seorang sales pasti akan menjual produknya kepada orang yang membutuhkan, dengan begitu mereka tidak akan ditolak. Oooo… Pasti para SPG itu berfikir saya membutuhkan produk pemutih kulit karena kulit saya yang gelap. Memangnya kenapa dengan kulit gelap?
Perlu diketahui, warna kulit asli tidak akan bisa berubah secara permanen! Apalagi hanya menggunakan krim atau lotion. Mereka yang melakukan pemutihan kulit (misalnya seperti Michael Jackson dan artis-artis dangdut Indonesia) harus rutin untuk melakukan penyuntikan atau minum obat-obatan. Efek buruk jangka panjang pasti menunggu. Jika dilihat ternyata banyak produk pemutih kulit sebenarnya hanyalah tabir surya. Fungsinya hanya mempertahankan warna asli kulit kita agar tidak bertambah gelap. Caranya dengan melindunginya dari sinar matahari yang dapat membuat kulit menjadi gelap, bukan memutihkan. Jika ingin melihat warna kulit asli kita, lihatlah bagian lengan dalam (di bawah ketiak). Bedakan dengan warna kulit di punggung telapak tangan Anda, berbeda bukan? Itu adalah warna terang maksimal yang bisa didapatkan oleh seseorang jika menggunakan kosmetik pemutih kulit.
Memang kulit putih menjadi standar kecantikan para wanita, terutama di Asia. Makin putih makin baik. Penyebabnya bukan karena rasisme tetapi lebih kepada pengaruh gaya hidup dan pengakuan. Jika Anda berkulit gelap maka akan terlihat dekil dan jelek seperti orang miskin. Jika ditelusuri ke zaman dahulu, hal ini disebabkan oleh orang-orang miskin yang bekerja di ladang, mereka selalu tersengat matahari hingga kulitnya menjadi hitam. Sang majikan yang lebih banyak berada di dalam rumah tentu saja memiliki kulit yang lebih terang. Itulah mengapa kulit putih lebih terlihat seperti orang kaya atau berkedudukan tinggi.
Gencarnya iklan produk pemutih kulit di berbagai media ikut mempengaruhi dan membentuk pikiran kita terutama remaja untuk membenarkan anggapan bahwa kulit putih lebih cantik. Mereka kemudian terobsesi untuk memiliki kulit putih. Saya perhatikan ketika berada di supermarket, hampir semua wanita yang mendatangi rak perawatan tubuh mengambil produk pemutih kulit. Begitu juga dengan toko-toko online di internet, banyak sekali mendapatkan komen dari orang-orang yang berminat dengan menanyakan harga, ongkos kirim, berapa lama proses pemutihannya, dan lain-lain. Selain itu media juga sangat jarang menampilkan orang-orang berkulit gelap, itulah mengapa kulit putih lebih banyak menjadi contoh (role model) yang digandrungi. Dari band-band Kpop sampai pemain film dan sinetron lokal dipilih yang berkulit putih.
Masalah yang terjadi sebenarnya adalah kurangnya kepercayaan diri, menganggap diri Anda sendiri jelek dengan kulit asli Anda yang berwarna gelap. Hargailah dan cintailah diri Anda sendiri. Kalau kita merasa cantik dan percaya diri maka kita tak perlu merubah apapun. Saya tidak akan berusaha merubah warna kulit saya. Bagi saya kulit gelap adalah bagian dari identitas diri saya sebagai orang Indonesia. Banyak bangsa lain di luar sana yang mengagumi wajah asia dan warna kulit gelap kita. Biar saja orang-orang bilang saya dekil, tapi otak saya bersih! Kecantikan itu tidak bisa dilihat dari warna kulit saja.
Salam cantik,
Desi Sachiko
Featured pic taken from womensforum.com
Baca Juga:
Salahkanlah Standar Kecantikan Kita
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
Assalamualaikum Mba Desi 🙂
Saya seneng banget dengan semua posting mba di blog ini. Saya sangat terinspirasi dengan mba. Saya ingin belajar dengan mba desi. Bisa contact saya di email gak mba?