Bagi banyak pasangan di negara barat, cinta tidak harus (bertujuan) menikah. Mereka merasa pernikahan tidak lagi dianggap perlu atau bahkan hanya menjadi beban.
Namun percaya atau tidak, hal tersebut hanya berlaku bagi pria. Kini makin banyak pria berpikir pernikahan seperti memasukan mereka ke dalam kurungan. Bagi wanita, menikah masih menjadi momen penting dalam kehidupannya. Terlepas apakah dia orang barat atau timur. Pada kenyataannya wanita modern masih ingin menikah.
Setiap wanita yang saya temui – teman atau bukan, pasti membicarakan tentang pernikahan dan keluarga. Bukan hanya mereka yang fanatik terhadap agama tetapi mereka yang tidak peduli dengan agama juga menginginkan pernikahan. Mengapa pernikahan begitu penting bagi seorang wanita khususnya di Asia?
Legal komitmen.
Pernikahan adalah komitmen tertinggi dalam sebuah hubungan. Pernikahan dimaksudkan untuk mengikat seorang pria dan wanita untuk memperkuat hubungan mereka dalam komitmen yang sah.
Agama dan tradisi.
Agama mewajibkan umatnya untuk menikah, terutama bagi yang telah mampu (memiliki pekerjaan dan cukup umur). Di luar agama juga ada budaya yang mengharuskan seseorang menikah pada usia tertentu.
Ingin memiliki anak.
Dengan menikah seorang wanita bisa memiliki anak yang sah secara hukum. Anak yang dilahirkan diluar pernikahan memiliki resiko tidak mendapatkan biaya hidup atau warisan tanpa bisa menuntut secara hukum.
Keamanan dan tanggung jawab.
Hak dan kewajiban dari pasangan menikah didefinisikan dalam undang-undang perkawinan. Pelanggaran dalam hak dan kewajiban dapat dituntut di pengadilan. Hal ini membuat wanita merasa aman.
Kehormatan dan status dalam masyarakat.
Wanita yang menikah memiliki status sosial yang lebih “baik” dalam masyarakat daripada wanita yang belum atau tidak menikah. Di Indonesia, ukuran kesuksesan seseorang masih diukur dari kata “nikah” dan “anak”.
Tekanan dari keluarga.
Orang tua biasanya lebih bahagia bila anaknya telah menikah. Mereka menganggap bahwa mereka telah lengkap menjadi orang tua dan merasa lebih tenang jika anaknya telah menikah. Hal ini membuat orang tua menekan anaknya untuk segera menikah.
Pernikahan tidak sama dengan hidup bersama, karena kebanyakan hal itu tidak diterima oleh keluarga, agama, dan masyarakat – khususnya di Asia. Hidup dalam pernikahan memiliki lembaga yang mengakui dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan hukum.
Selain dari sisi hukum, pernikahan memberikan dampak psikologis yang penting bagi wanita. Pernikahan memiliki arti tersendiri bagi wanita sebagai bukti keseriusan pria, karena pernikahan menunjukkan bahwa seorang pria bersedia untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama wanita pilihannya. Wanita ingin merasa dicintai dan dihargai oleh pria untuk hal-hal lain selain seks. Sebagian besar wanita tidak cukup percaya pada pria sampai namanya tertulis dalam dokumen pernikahan.
Jika Anda dalam hubungan monogami yang sudah cukup lama, tetapkanlah untuk menikah. Keengganan untuk menikah menunjukkan tidak adanya rencana masa depan. Jika Anda seorang wanita, pria yang mau menikahi Anda adalah pria yang menghargai Anda; menghargai waktu Anda, menghargai cinta Anda, dan menjaga reputasi Anda dalam masyarakat. Jika seorang pria menginginkan Anda sekarang dan di masa depan, dia harus menunjukkannya. Jika tidak, jangan buang waktu terlalu lama.
Featured pic taken from bossinacouture.com
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply