Saya baru saja menemukan sebuah postingan blog yang isinya menceritakan tentang perayaan PACS. Hahahaa… Mereka ngerayain PACS? Apapun alasan mereka, bagi saya PACS adalah sesuatu yang aneh… Bagi Anda yang belum tahu apa itu PACS, saya akan jelaskan secara singkat saja di sini.
Sejak tahun 1999, PACS (Pacte Civil de Solidarité) menjadi alternatif bagi pasangan gay di Perancis yang ingin hidup bersama membangun keluarga, karena saat itu belum ada undang-undang yang memperbolehkan pernikahan sesama jenis. PACS adalah kontrak atau perjanjian yang dibuat antara dua orang dewasa untuk hidup bersama tanpa menikah tetapi terdaftar dan disahkan oleh pengadilan. Hak dan tanggung jawab pasangan PACS mirip dengan pasangan menikah (suami dan istri), mulai dari pembayaran pajak, pengakuan anak, dan lain-lain.
Kini PACS berkembang dan tidak lagi dipakai oleh kaum gay saja. Di Perancis, pasangan berbeda jenis sudah banyak yang memilih PACS daripada menikah. Alasannya adalah PACS dirasa lebih simple daripada melakukan pernikahan, karena pernikahan dipandang sebagai ikatan yang memberatkan. PACS membuat pasangan berkomitmen tanpa harus benar-benar berkomitmen. Jika mereka ingin ‘cerai’, mereka tidak perlu membayar pengacara atau melalui proses pengadilan perceraian yang panjang. Apalagi dalam agama Katolik tidak boleh melakukan perceraian, tentunya ini juga menjadi pertimbangan mengapa mereka lebih memilih melakukan PACS daripada menikah secara sipil atau menikah agama.
PACS rentan dimanfaatkan oleh pasangan pura-pura atau bukan pasangan sesungguhnya (bukan couple in relationship). Mereka menggunakan PACS hanya untuk memudahkan urusan yang berkaitan dengan visa atau izin tinggal di suatu negara. Misalnya, saya ingin mendapatkan izin tinggal di Perancis tetapi saya tidak memiliki suami, saudara, atau pekerjaan yang jelas di sana, saya bisa memanfaatkan PACS. Saya bisa membuat PACS dengan orang Perancis yang bisa dipercaya. Jika suatu saat saya ingin menikah dengan orang lain, saya masih memiliki status belum menikah.
Entah mengapa begitu banyak orang yang takut dengan pernikahan hingga mereka memutuskan untuk PACS saja. Mungkin kebanyakan orang takut karena melihat pengalaman orang-orang yang pernikahannya berantakan, padahal orang-orang yang sukses dengan pernikahan juga banyak. Lelaki banyak yang ketakutan kehilangan harta saat terjadi perceraian. Banyak juga lelaki yang tak pernah siap dengan komitmen, jadi dengan PACS mereka masih tetap punya status “single”.
Jika Anda gay dan melakukan PACS, itu masih bisa diterima akal. Namun jika Anda pasangan normal dan memilih PACS, itu sangat aneh di mata saya. Jika Anda mencintai seseorang, mengapa harus merasa repot mengurusi pernikahan hingga memilih PACS??
Jika semua wanita bule sudah tidak peduli dengan pernikahan, mengapa saya masih melihat wanita bule begitu bahagia dan sampai menangis saat pacarnya melamar? Saya bukan hanya melihat di film-film atau video YouTube, tetapi juga dari pengalaman teman-teman bule saya. Menurut saya, jika wanita bule tidak menikah itu karena tidak ada lelaki yang melamarnya, atau pacarnya tidak kunjung melamar. Percayalah pada saya, semua wanita ingin menikah! Kalimat yang ingin didengar oleh wanita adalah; “Will you marry me?” Mereka sebenarnya tidak mengharapkan; “Let’s PACS!” 😛 Namun apapun pilihan orang, mau menikah atau PACS saja, itu adalah yang terbaik bagi mereka.
PACS tentu saja tidak ada di Indonesia (semoga tidak akan ada). Kalau pun ada, saya tidak menyarankan orang untuk melakukannya. PACS bagi saya terkesan hanya ingin bersama untuk sesaat saja, tidak untuk selamanya. PACS hany untuk mereka yang tidak ingin berkomitmen serius. Meski dalam keseharian pasangan PACS sama saja dengan pasangan yang menikah, tapi wanita merasa lebih dihargai jika hidup dalam pernikahan resmi.
“If you want 100 percent commitment with the physical, mental, and emotional doors shut, you must be married legally”. (Dr Patricia Allen)
Featured pic taken from blog.naver.com
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply