Sejak pertama saya mendengar tentang kontes World Muslimah beberapa tahun lalu, cuma satu kata yang terlintas di otak saya: Aneh! Penyelenggaraan World Muslimah berjalan aman ketika sebagian Muslim di negara ini memprotes dan mencaci maki penyelenggaraan Miss World dengan dalih merusak martabat perempuan dan menghancurkan moral bangsa.
Di bawah naungan yayasan World Muslimah, acara ini dibuat sebagai acara tahunan yang (katanya) berbeda dengan Miss World atau Miss Universe. Kontes ini memiliki misi dan visi yang baik bagi dunia Islam. Pemenang World Muslimah akan menjadi duta kemanusiaan untuk memperjuangkan masalah-masalah sosial, terutama yang berkaitan dengan wanita dan Islam.
World Muslimah pertama kali diselenggarakan pada 2011 dengan nama World Muslimah Beauty. Tahun ini kata “Beauty” dihilangkan, menjadi World Muslimah saja. Hal ini dikarenakan (katanya) kontes ini tidak menilai kecantikan sebagai salah satu penentu kemenangan, seperti Miss Universe yang menilai 3B (Brain, Beauty, dan Behaviour). Penilaian dalam World Muslimah berdasarkan pada 3S (Smart, Soleha, dan Stylish). CEO Yayasan World Muslimah, Eka Shanti mengatakan, “World Muslimah adalah kontes kecantikan, namun persyaratannya berbeda dengan Miss World”.
Meskipun mengklaim tidak menilai kecantikan, namun kontes ini tetap saja “Kontes Kecantikan” dimana penilaian pasti tetap menimbang sisi “menarik” dari peserta. Buktinya, semua peserta adalah wanita-wanita cantik yang normal dengan usia dibawah 27 tahun, belum menikah, dan tanpa cacat tubuh. Tidak ada peserta yang tidak punya kaki atau tangan, buta, atau mungkin skoliosis. Jika dipikir secara logika, kecantikan adalah ciptaan Tuhan, berarti kontes kecantikan sama saja dengan menilai ciptaan Tuhan, membandingkan ciptaan yang satu dengan yang lainnya.
Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias. Wanita muslim dilarang berhias selain untuk suaminya dan dilarang untuk mempertontonkan diri, termasuk memperdengarkan suaranya (menyanyi). Hal itu disebut dengan Tabarruj, yaitu perbuatan berhias atau berpakaian secara berlebih-lebihan bagi seseorang wanita sehingga menarik perhatian ramai, tetapi tanpa membuka bagian-bagian aurat. Pelarangan tersebut untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak menjadi zina yang disebabkan oleh pengelihatan dan pendengaran.
Mari kita lihat; peserta World Muslimah berlenggak-lenggok di atas panggung (meskipun tidak berjalan seperti peragawati) dan berhias (bermake-up dan berbusana mewah) untuk dipertontonkan kepada dunia secara sengaja. World Muslimah jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Silahkan Anda cari sendiri di internet hadist nabi atau aturan berhias bagi Muslimah.
Smart atau kepandaian yang disyaratkan dalam kontes ini tidak bisa dinilai hanya dari ketepatan menjawab pertanyaan di atas panggung. Kepandaian mencakup berbagai aspek, bisa terlihat dari keseharian seseorang dan bagaimana dia menghadapi kehidupannya. Anda tentu tidak mau isi otak Anda hanya dinilai dari selembar kertas berisi satu-dua pertanyaan, bukan?
Saya pribadi tidak suka dengan kontes-kontes semacam ini, baik itu World Muslimah, Miss World, Miss Universe, atau kontes Miss-Miss lainnya! Wanita seperti dituntut harus bisa memuaskan pandangan orang lain, khususnya laki-laki, dengan penampilan yang cantik, seksi, dan (terkesan) pintar. Demi penampilan yang menarik wanita menjadi konsumen pakaian-pakaian bermerek terkenal, produk-produk kosmetika, obat-obat pelangsing, sampai menjadi pasien klinik pembesaran dada. Kontes kecantikan membuat wanita menjadi obyek komersial semata.
Jika Anda menentang Miss World atau Miss Universe, seharusnya Anda juga menentang World Muslimah. Pada dasarnya World Muslimah tidak berbeda dengan kontes-kontes kecantikan lainnya, hanya saja para peserta tidak mengenakan bikini. Janganlah kita menjadi orang munafik yang di satu sisi menentang sesuatu habis-habisan tapi di sisi lain ikut melakukan dan menikmatinya. Masih banyak cara untuk mencari duta Muslimah selain menggelar acara aneh ini. Be creative lah!
Salam,
Desi Sachiko
Featured pic taken from scmp.com
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
Setuju mbak! sejujurnya saya eneg sama kontes2 kayak gitu, whatever its name. Apalagi bawa nama muslimah, karakter yang terbentuk bukan lagi menitikberatkan pada perbuatan tapi penampilan.
uhm.. btw, nice posts! keep writing yaa….. 🙂 salam kenal.