Hari ini saya baru mendapatkan surat keterangan pernah bekerja di salah satu perusahaan. Saya sudah lama sekali tidak bekerja di sana, sudah bertahun-tahun yang lalu. Saya baru meminta surat itu sekarang. Sebenarnya saya tidak akan memakainya sebagai referensi untuk mencari kerja. Saya mau memegang surat itu untuk berjaga-jaga, jika suatu saat saya ingin mengambil dana Jamsostek saya. Padahal saya tidak tahu pasti berapa isi rekening Jamsostek saya hahahaa… 😀
Melihat surat itu, kembali mengingatkan saya pada masa-masa saya bekerja di berbagai kantor di Jakarta. Jujur saja, bukan pengalaman yang menyenangkan! Lebih banyak tidak enaknya, dan lebih banyak ketidakadilannya. Satu-satunya hal yang menyenangkan adalah saat menjelang hari raya. Apalagi kalau bukan mendapat THR dan libur panjang hehehee… Anda juga pasti begitu, kan??
Salah satu peristiwa tidak menyenangkan yang saya alami adalah ketika saya bekerja sebagai temporary Resepsionis di salah satu kantor yang menempati gedung megah bertingkat 36 di sebuah jalan yang memberlakukan aturan mobil 3 in 1. Sebuah perusahaan recruitment (agen) menempatkan saya di sana untuk menggantikan Resepsionis permanen yang entah ke mana. Saya memang sudah berpengalaman sebagai Resepsionis dan mengerjakan pekerjaan administrasi.
Pada hari terakhir di bulan ke-3 Ibu HRD memanggil saya. Dia menyuruh saya untuk terus bekerja meski kontrak dari agen sudah berakhir. Dia berkata bahwa perusahaan akan meneruskan kontrak saya, tapi dengan meng-hire saya secara langsung tidak melalui agen lagi. Tentu saja saya setuju. Dia berkata bahwa kontrak akan dibuatkan kemudian. Setelah itu saya menjalani hari-hari seperti biasa. Saya tidak terlalu memikirkan kontrak kerja yang belum dibuat, saya percaya pada kata-kata Ibu HRD.
Sekitar 3 minggu kemudian, datanglah seorang gadis mengenakan rok dan atasan kerja santai yang diantar oleh seorang lelaki, entah bapaknya atau omnya. Ketika saya tanya keperluannya, dia bilang sudah ada janji dengan Ibu HRD. Saya pun memencet nomor extension Ibu HRD untuk memberitahu kedatangan tamunya.
Ibu HRD segera keluar dan membawa gadis itu ke dalam ruang meeting. Tak lama CEO perusahaan yang berwarga negara asing ikut keluar dan bergabung di dalam ruang meeting. Saya menduga gadis itu adalah salah satu kandidat untuk suatu posisi yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan, entah apa. Sekilas, saya mendengar tawa-tawa mereka dari dalam ruang meeting. “Santai sekali interview-nya…” pikir saya. Setelah beberapa lama, gadis itu pun meninggalkan kantor.
Keesokan harinya Ibu HRD memanggil saya ke ruangannya. Ternyata dugaan saya kemarin benar-benar salah! Gadis itu datang untuk menandatangani kontrak kerja menggantikan saya. Lho kok bisa?? Saya sudah malas bertanya. Saya hanya diam dan tersenyum. Biarlah, jika saya protes pun tak akan mengubah apa pun, saya kan belum menandatangani kontrak kerja… Ibu HRD berkata bahwa saya bisa direkrut untuk posisi lain nanti, tapi syaratnya saya harus melamar dari awal, memasukkan CV, mengikuti test, dan ada interview lagi. Ah, basa basi sekali!
Saya menghabiskan seminggu terakhir di kantor itu dengan mengajari gadis itu semua pekerjaan yang saya lakukan. Sebagai Resepsionis, pekerjaan saya bukan hanya mengangkat telepon tapi juga mengerjakan beberapa pekerjaan administrasi. Ternyata dia bukan gadis yang cukup pintar, sangat sulit mengajari dia. Dia pun mengakui kalau saya lebih pintar dari dia.
Sejak kehadiran gadis itu suasana kantor berubah. Semua orang menyapa dia, semua laki-laki di kantor selalu mondar-mandir dan selalu menyempatkan waktu ngobrol sebentar jika melewati meja kami. Saya merasa kehadiran gadis itu lebih disambut daripada kehadiran saya. Dia memang cantik untuk selera orang Indonesia, tinggi, langsing, putih, dan berambut panjang. Pada akhirnya saya tahu kalau gadis itu adalah seorang model freelance. Saya dengar dia mendapatkan gaji hampir 3x lipat dari gaji saya saat itu. Dia baru lulus kuliah, belum ada pengalaman kerja di kantor sama sekali. Oh ya, satu lagi, ibunya adalah teman baik dari CEO bule di kantor itu. Oooh… pantas aja! *Tersenyum bijak*
Salam,
Desi Sachiko
Featured pic taken from vogue.in
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply