Dalam pikiran saya dulu, Singapura itu hanyalah patung Merlion, Orchard road, Bugis street, negara tempat shopping, negara dengan biaya hidup tinggi, negara yang penuh dengan gedung-gedung bertingkat, dan negara tempat berobat bagi orang-orang yang (sudah) tidak percaya pada dokter-dokter di Indonesia.
Memang, pikiran seperti itu biasanya melekat di kepala orang-orang yang baru 1-2 kali ke Singapura sebagai turis dan hanya tinggal untuk 2-3 hari saja. Namun kini pikiran “turis” saya dahulu sudah mulai berubah.
Sejak 2012 saya mulai menetap di Singapura. Saya bukan hanya menghirup udara Singapura yang bersih tapi juga menghirup asap kebakaran hutan kiriman Indonesia yang menyiksa. Kini saya sudah menjejakkan kaki hampir di seluruh bagian Singapura. Saya mulai terbiasa dengan cara hidup orang-orang di sini. Aura negara kecil ini terasa mulai menyatu dengan jiwa saya.
Sedikit demi sedikit saya mulai membagi hati saya untuk Singapura. Bukan berarti saya tidak nasionalis atau melupakan negara saya sendiri. Saya mencintai Jakarta, juga Bali (saya pernah tinggal di Bali). Saya hanya kagum dengan warga Singapura yang patuh pada peraturan. Selain itu, saya mulai terbiasa dengan kenyamanan hidup di negara ini.
Berikut adalah sebagian kecil hal yang saya sukai dari Singapura:
1. Tahu arti kata “Antri”
Warga Singapura sangat tertib dalam mengantri. Antrian sepanjang apa pun, tak akan ada seorang pun yang melakukan kecurangan (nyelak). Saya pernah datang ke halte tempat antrian bus gratis (ada beberapa bus yang dioperasikan gratis), saat itu saya orang pertama yang datang. Sekitar 5 menit kemudian saya menoleh ke belakang, ternyata di belakang saya sudah banyak orang yang berdiri ikut mengantri. Padahal saya menunggu bus tidak pada tempatnya (kira-kira 3 meter dari tempat antrian bus yang seharusnya), tetapi mereka tetap berdiri di belakang saya karena saya datang duluan. Di Jakarta saya pernah antri ATM tidak berdiri mepet dengan orang di depan saya (ada jarak satu meter), tiba-tiba ada yang datang dan berdiri di depan saya. 😀
2. Tepat Waktu
Tidak ada istilah jam karet di sini. Semua jadwal penerbangan, kereta, atau pun bus benar-benar mengikuti jadwal yang ada, kecuali ada kasus khusus seperti kerusakan atau kecelakaan.
3. Saling Bertoleransi
Banyaknya warga negara asing yang menetap di Singapura membuat Singapura menjadi negara multi kultural dan multi agama. Meski demikian tidak terjadi konflik-konflik yang dipicu oleh SARA. Meskipun Singapura tidak memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, namun saya belum menemui kasus yang berkaitan dengan penghinaan agama. Di Singapura siapa pun bebas mengenakan pakaian bersimbol agama seperti hijab atau jubah biarawan (biarawan Budha, Hindu, Katolik, atau Kristen).
4. Sangat Aman
Tak perlu memegangi tas erat-erat. Handphone atau dompet selalu aman dalam saku celana. Tak perlu kuatir ada penodongan, penjambretan, atau pencopetan di jalan-jalan maupun di angkutan umum. Meskipun di sini banyak wanita berpakaian minim, tapi mereka tak pernah resah dengan kejahatan seksual (perkosaan dan pelecehan). Tak ada lelaki yang melotot memandangi wanita berbaju minim, atau mulut-mulut iseng menggoda dan bersuit. Bahkan di dalam angkutan umum yang berdesak-desakan tak terjadi pelecehan seksual. Singapura termasuk dalam “8 Negara Teraman di Dunia” dan “Negara Teraman Nomor 1 di Asia”.
5. Tidak Ada Macet
Anda tidak bisa memakai alasan “macet” jika terlambat datang ke suatu acara. Di Singapura tidak ada kemacetan, kalaupun ada sangat jarang terjadi dan tidak separah Jakarta. 😀 Anda dapat menghitung waktu tempuh ke tempat tujuan Anda dan sangat sangat sangat jarang perhitungan waktu itu meleset!
6. Transportasi Umum Sangat Nyaman
Selain MRT yang terdiri dari 4 jalur; merah, hijau, kuning, dan ungu (mulai Desember 2013 akan ada penambahan jalur biru), ada juga LRT. Monorel dioperasikan untuk jarak sangat pendek seperti di airport dan pulau sentosa. Selain itu bus-bus umum juga sangat nyaman, kondisi bus bagus dan AC sangat dingin. Para penumpang juga sangat tertib, naik bus harus dari pintu depan dan turun dari pintu tengah. Tidak ada yang berebut masuk atau keluar dari MRT seperti kereta Jabodetabek.
7. Pejalan Kaki Dihormati
Lampu lalu lintas di Singapura dilengkapi dengan lampu penyeberang jalan. Jika Anda menyeberang di jalan yang tidak ada lampunya, maka semua kendaraan wajib berhenti saat Anda menyeberang. Anda tak perlu melambai-lambaikan tangan ketika menyeberang jalan seperti di Jakarta. Pengendara kendaraan bermotor di Singapura menghormati pejalan kaki. Orang Indonesia yang ada di Singapura sering lari saat menyeberang, mungkin kebiasaan yang terbawa dari Indonesia! 😀 Padahal jalan santai saja tidak masalah karena para pengendara mobil/motor di sini tidak akan bergerak sampai Anda tiba di seberang jalan.
8. Lingkungan Bersih
Tidak ada sungai yang kotor, tidak ada jalanan yang kotor, juga tidak ada sampah yang menumpuk di tempat-tempat tertentu. Semua warga membuang sampah pada tempatnya. Kalau pun ada sampah biasanya adalah sampah alam seperti daun-daun kering yang gugur. Sudah ada tenaga kebersihan khusus yang membersihkan sampah-sampah semacam itu tiap hari.
9. Trotoar dan Jalur Sepeda Berfungsi
Hampir semua trotoar terbagi dua, satu sisi untuk pejalan kaki dan sisi lainnya untuk pengendara sepeda. Tidak ada pedagang kaki lima yang berani buka lapak di situ. Anda bisa jogging atau bersepeda, ibu-ibu bisa berjalan santai dengan kereta bayi mereka, atau berjalan-jalan dengan hewan peliharaan.
10. Banyak Taman Bagus
Siapa bilang di Singapura tidak ada pepohonan? Tiap distrik memiliki taman yang besar. Biasanya di taman-taman tersebut tersedia fasilitas umum gratis seperti area bermain untuk anak-anak, alat-alat fitness, dan tempat untuk barbeque jika taman berada di pinggir laut. Di taman-taman tersebut Anda bisa bermain skate board, sepatu roda, jogging, bersepeda, latihan bela diri, camping, memancing, atau melihat-lihat hutan bakau.
11. Minim Polusi
Tidak banyak mobil dan motor pribadi di Singapura. Selain harga dan pajaknya sangat mahal, proses untuk mendapatkan SIM juga tidak mudah. Tidak ada angkutan umum yang mengeluarkan asap pembakaran yang berbahaya. Tidak ada yang membakar sampah. Larangan merokok juga benar-benar dipatuhi. Pemerintah Singapura selalu memantau kualitas udara setiap hari yang disebut dengan PSI (Pollutant Standards Index), hasilnya dapat langsung dilihat di website National Environment Agency.
12. Ada Fasilitas Penyandang Cacat
Negara ini ramah pada penyandang cacat (disability). MRT dan bus memiliki fasilitas untuk pemakai kursi roda. Di tempat-tempat wisata biasanya disediakan kursi roda yang bisa dipinjam oleh pengunjung yang cacat atau sakit selama berada di tempat itu. Toilet umum pun memiliki bilik khusus untuk penyandang cacat.
13. Manula Masih Bisa Bekerja
Kalau di Indonesia manula (manusia lanjut usia) sudah tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi, beda dengan di Singapura. Anda bisa melihat banyak para pekerja berusia lanjut yang dipekerjakan di mall-mall seperti di food court atau supermarket. Mereka ada yang menjadi tukang cuci piring, pembersih lantai, pembersih toilet, kasir, pembagi brosur/flyer, bahkan SPG (kalo di Indonesia dipilih yang muda dan cantik!). Tentu saja hal ini sangat bermanfaat bagi keluarga manula yang belum tentu orang mampu, mereka tetap bisa mandiri tanpa tergantung pada bantuan keuangan dari anak-anaknya. Selain itu manula-manula tersebut akan lebih sehat karena setiap hari bergerak dan beraktivitas.
Hal-hal di atas sebenarnya tidak istimewa, tapi hampir tidak bisa ditemui di Jakarta. Setiap saya berada di Jakarta; ketika saya menghirup polusi, ketika saya terjebak dalam kemacetan, ketika saya melihat sampah berserakan, ketika saya mencium bau sungai, ketika saya mengomel ada yang menyelak antrian, saya selalu berdoa agar ada perubahan cara berpikir masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik. Saya berharap Jakarta bisa menjadi kota yang nyaman dan menyenangkan bagi warganya maupun warga asing.
Salam,
Desi Sachiko
Featured pic taken from techinasia.com
Baca juga:
Pertama Kali ke Singapura? Baca Ini Dulu!
Singapura Menekan Kriminalitas dengan Papan Peringatan
“Eat with Your Family Day” di Singapura
Kesepian di Negeri Orang
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
3 Comments
Hi.
salam kenal
aku ada planning mau ke Singapore dibulan September.
tapi aku masih bingung sama penginapannya.
apakah ada referensi hotel yang bagus dan harga ekonomis untuk saya? karna saya first time hehehe
terima kasih
Saya suka sekali penjelasan pada nomor 12. Beberapa waktu lalu saya mengajak jalan jalan ibu saya ke singapura, tapi saya tidak yakin pada saat itu bisa menggunakan MRT untuk pengguna kursi roda, mengingat kondisi ibu saya tidak bisa berjalan jauh & tidak bisa naik tangga. Akhirnya ketempat tujuan kami menggunakan taxi. Cukup mahal untuk pengeluaran saya.
Saya berencana mengajak ibu saya ke singapura lagi. Apa memungkinkan menggunakan MRT untuk pengguna kursi roda??
MRT dan bus di Singapura semua bisa dipakai oleh pengguna kursi roda. Stasiun MRT juga menyediakan lift untuk lansia dan pengguna kursi roda. Pengguna sehat dan normal disarankan menggunakan eskalator saja.