Sudah beberapa hari ini news feed di Facebook dipenuhi dengan teman-teman yang membagikan nomor PIN dengan angka awal 7. PIN?? Bukannya nomor rahasia buat ATM ya?? Kok disebar-sebarin gitu?? Ooohh… Ternyata PIN berkepala 7 itu bukan PIN ATM, tapi PIN BBM. Apalagi itu BBM?? (pura-pura bego). Tadi siang pun, salah seorang teman bertanya: “Say hp lo udah install BBM blom?” Hahahaa… Saya jawab “Nggak!”.
Handphone dengan merek buah hitam itu memang sangat terkenal di Indonesia. Seolah-olah menjadi handphone wajib bagi orang Indonesia. Dulu, saya sampai capek harus menjawab bahwa saya tidak ada PIN karena saya tidak pakai BB. Saya merasa senang (baca: jahat) ketika perusahaan BB mulai bangkrut. Ternyata BB mencoba mencari pendapatan lain dengan meluncurkan aplikasi BBM untuk handphone iOS dan Android. Tampaknya sekarang pertanyaan “Berapa PIN lo?” akan saya dengar lebih sering dari sebelumnya!
Kenapa orang Indonesia tetap memakai BB? Padahal handphone berbagai merek bertebaran di pasaran. Kenapa pengguna handphone juragan apel dan handphone om google ikut mengunduh aplikasi BBM?? Padahal banyak aplikasi messenger lainnya, bahkan banyak yang lebih menarik dan keren daripada BBM.
Setelah saya pikir, fenomena BB dan BBM cukup wajar terjadi di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah orang Indonesia sulit merubah kebiasaan. Sudah biasa pakai BBM jadi akan tetap pakai BBM walau sudah ganti handphone iOS atau Android. Hal itu sama seperti sulit merubah kebiasaan membuang sampah sembarangan, sulit merubah kebiasaan melanggar aturan lalu lintas, sulit merubah kebiasaan membicarakan orang lain, dan sulit merubah kebiasaan-kebiasaan lainnya.
Dulu ada teman saya yang membeli BB hanya karena banyak orang memakainya, jadi dia merasa harus pakai juga, kalau tidak pakai artinya ketinggalan trend atau tidak keren. Ada juga yang membelinya karena temannya bilang bagus, bisa kirim pesan gratis (BBM) padahal BBM perlu koneksi internet yang artinya harus bayar paket internet atau menggunakan WiFi. Tidak berpendirian atau ikut-ikutan seperti itulah yang menjadi salah satu penyebab Indonesia menjadi negara pengguna BB terbesar di dunia.
Saya hanya punya satu aplikasi messenger di handphone saya. Sampai detik ini saya belum mengunduh aplikasi BBM. Saya tidak mau ikut-ikutan, dan saya memang merasa belum perlu. Selain itu saya pikir tidak ada gunanya juga saya pakai BBM, karena saya yakin orang-orang dalam daftar semua aplikasi messenger ya itu-itu juga orangnya! Lebih baik saya mengunduh aplikasi yang diperlukan saja untuk menghemat memori handphone agar tidak lambat kerjanya.
Salam,
Desi Sachiko
Featured image taken from pixabay.com
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
I love this post so muuuch. aku juga ngalamin kak, din=bilang gak keren cuma gara2 gak punya PIN BB. Tapi aku membuktikan manusia masih bisa hidup walau tanpa itu hehe