Pernikahan bagi masyarakat Indonesia merupakan sebuah peristiwa penting. Bukan hanya bagi pengantinnya namun juga bagi keluarganya. Karena itulah sebisa mungkin semua orang harus tahu dan diundang ke acara pernikahan untuk merayakannya.
Seiring dengan perkembangan zaman, pernikahan dengan memakai upacara adat mulai ditinggalkan. Orang-orang lebih suka pada hal-hal yang praktis saja. Selain merepotkan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya ini adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.
Upacara pernikahan dalam adat Jawa memiliki banyak keunikan dan keindahan. Tiap tahapannya mengandung banyak makna dan pesan-pesan kebaikan. Yuk kita lihat bagaimana prosesi pernikahan dengan menggunakan adat Jawa. 🙂
Tahap-tahap pelaksanaan pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut:
Sebelum Pernikahan
Lamaran
Pihak keluarga pria datang ke keluarga wanita untuk melakukan lamaran. Orang Jawa terkenal selektif dalam memilih calon menantu. Penilaian didasarkan pada “Bibit, Bebet, dan Bobot”. Bibit adalah penilaian terhadap latar belakang keluarga atau asal keturunan calon menantu. Bebet adalah penilaian harta atau seberapa mampu si calon menantu untuk menghidupi keluarga. Bobot adalah penilaian yang meliputi kepribadian, agama, dan pendidikan. Setelah lamaran diterima, segera ditentukan hari dan tanggal pernikahan. Untuk menggelar pernikahan, orang Jawa biasanya mencari hari baik. Ada ahli khusus yang menetapkan hari baik dengan cara menghitung tanggal lahir dan hari lahir kedua calon pengantin. Orang Jawa memiliki buku panduan yang disebut dengan primbon, yaitu kitab asli Jawa kuno yang berisi ramalan jodoh, zodiak, watak, dan rezeki.
Seserahan
Dalam acara ini pihak keluarga pria memberikan barang-barang (hadiah) kepada pihak keluarga wanita sebagai tanda pengikat. Barang-barang yang diberikan berupa pakaian, makanan, buah-buahan, uang, perhiasan, dan cincin. Uang yang diberikan adalah untuk biaya pesta pernikahan dan uang untuk meringankan beban keluarga calon pengantin wanita. Saat acara seserahan biasanya sekaligus diadakan acara tukar cincin.
Pingitan
Menjelang pernikahan, calon pengantin wanita dipingit selama 3-5 hari. Pada masa itu calon pengantin wanita dilarang keluar rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon pengantin pria. Calon pengantin wanita melakukan perawatan tubuh di rumah seperti luluran, berpuasa, dan minum jamu-jamuan. Tujuannya agar pengantin pria merasa lebih kangen dan calon pengantin wanita tampil lebih cantik dan langsing di hari pernikahan.
Pemasangan Tarub dan Janur Kuning
Tarub digunakan sebagai tanda resmi bahwa ada perayaan yang sedang berlangsung. Hiasan tarub di depan rumah berbentuk gapura dibuat dari daun kelapa hijau yang dianyam dan buah-buahan. Sedangkan janur kuning dipasang di depan jalan.
Siraman
Sehari sebelum pernikahan, kedua calon pengantin melakukan siraman atau dimandikan. Acaranya dilakukan di rumah masing-masing calon pengantin. Tujuannya untuk membersihkan diri lahir dan batin. Air untuk siraman berasal dari 7 sumur atau mata air yang dicampur dengan berbagai bunga-bungaan. Siraman dilakukan oleh orang tua calon pengantin dan orang-orang tua lainnya yang ditunjuk. Pada akhir acara itu orang tua mengucurkan air dari kendi ke wajah calon pengantin. Setelah itu kendinya dipecahkan sebagai tanda bahwa calon pengantin sudah siap dinikahkan.
Ngerik
Setelah acara siraman, calon pengantin wanita dibawa ke kamar untuk melakukan upacara ngerik. Ngerik adalah menghilangkan rambut kecil-kecil di bagian wajah yang dilakukan oleh juru rias. Tujuannya agar wajah tampak lebih bersih bersinar dan mudah untuk dirias.
Dodol Dawet
Dodol dawet atau bisa diartikan dengan jualan cendol, adalah upacara yang mengandung harapan agar pesta pernikahan yang akan digelar nantinya ramai dikunjungi tamu, seperti orang yang jualannya sangat laku (laris). Yang bertugas sebagai penjual adalah ibu calon pengantin wanita yang dipayungi oleh bapaknya. Pembelinya adalah kerabat dan tamu-tamu yang membayar dengan pecahan genteng.
Midodareni
Upacara midodareni dilakukan pada malam hari sebelum ijab (upacara nikah) esok hari. Pada malam itu calon pengantin wanita dirias agar terlihat secantik bidadari. Keluarga calon pengantin pria boleh menengok calon pengantin wanita yang sudah dirias cantik untuk memastikan bahwa calon pengantin wanita sudah siap untuk melaksanakan pernikahan esok harinya. Malam itu orang tua calon pengantin wanita menyuapi makanan pada anaknya untuk terakhir kalinya, karena besok tanggung jawab sudah beralih pada suaminya.
Saat Pernikahan
Upacara Pernikahan
Kedua calon pengantin melakukan ijab/pernikahan sesuai dengan agama yang dianut keduanya. Setelah acara ini selesai keduanya sudah sah sebagai suami istri.
Panggih atau Temu Pengantin
Setelah menikah dilanjutkan dengan upacara panggih atau temu. Pengantin pria diantar oleh keluarganya ke rumah pengantin wanita. Pengantin wanita dengan keluarganya menunggu di depan rumah. Keluarga kedua pengantin membawa “kembar mayang”, yaitu sepasang hiasan dari rangkaian bunga-bungaan dan buah-buahan. Setelah itu kembar mayang ditaruh di perempatan jalan dengan maksud untuk menangkal hal-hal jahat.
Lempar Sirih
Kedua pengantin berdiri berhadapan dengan jarak sekitar lima langkah. Lalu keduanya saling melemparkan gulungan daun sirih. Pengantin pria melempar ke arah dada pengantin wanita. Pengantin wanita melempar ke arah paha pengantin pria. Tujuannya agar semua godaan akan hilang terkena lemparan tersebut.
Injak Telur
Pengantin pria menginjak telur ayam mentah dengan kaki kanan. Setelah itu pengantin wanita membersihkan/mencuci kaki suaminya dengan air bercampur bunga-bungaan. Makna dari upacara ini adalah memperlihatkan kesetiaan istri terhadap suami dan berharap akan mendapatkan keturunan (disimbolkan dengan telur) yang baik.
Sinduran
Kedua pengantin direngkuh di belakang punggung bapak pengantin wanita dengan kain sindur berwarna merah. Ibu pengantin wanita mengikuti di belakang. Kemudian mereka berjalan perlahan-lahan menuju pelaminan dengan iringan gending Jawa. Prosesi ini menggambarkan bahwa pasangan pengantin telah diterima dengan baik oleh keluarga besar kedua belah pihak.
Timbang atau Pangkuan
Kedua pengantin duduk di pangkuan bapak pengantin wanita. Pengantin wanita duduk di paha sebelah kiri dan pengantin pria di paha sebelah kanan. Dalam upacara ini ada dialog; “Berat yang mana, Pak? tanya sang ibu. “Sama saja beratnya…” sahut sang bapak. Maknanya adalah kasih sayang orang tua terhadap anak dan menantu sama besarnya, dan tidak dibeda-bedakan.
Kacar-Kucur
Pada upacara ini pengantin pria mengucurkan (menuangkan) uang receh bercampur beras, kacang, dan jagung ke pangkuan pengantin wanita yang dialasi kain. Upacara kacar-kucur memiliki makna bahwa suami harus bertanggung jawab memberi nafkah kepada istri.
Dulangan atau Suap-suapan
Kedua pengantin saling menyuapi makanan dan minuman. Upacara ini melambangkan dan mengingatkan bahwa suami istri harus menikmati kebersamaan dan saling menyayangi.
Rebutan Ayam Bakar
Sebenarnya upacara rebutan ayam ini adalah tradisi dari Jawa barat, namun ada juga yang dilakukan dalam upacara pengantin Jawa tengah. Kedua pengantin secara bersamaan menarik ayam hingga terbelah. Siapa yang mendapat bagian paling besar harus membagi ayam tersebut dengan cara makan bersama. Ini melambangkan bahwa berapapun rejeki yang didapat, harus dibagi berdua dan dinikmati bersama. Prosesi ini juga mengandung ramalan bahwa yang mendapat ayam bagian yang besar nantinya adalah pembawa rezeki dalam rumah tangga.
Sungkeman
Kedua pengantin melakukan sungkeman atau mencium lutut kedua orang tua, baik dari pihak pengantin wanita maupun pria. Makna dari upacara ini adalah penghormatan kepada orang tua dan meminta restu kepada mereka agar pernikahan anak-anaknya rukun dan damai.
Demikianlah tahapan-tahapan pernikahan dengan adat Jawa. Apa yang saya tulis di atas hanya secara garis besar saja karena ada beberapa tahapan kecil yang jarang dipakai/dihilangkan karena terlalu merepotkan. Semoga tulisan ini membantu kita untuk lebih mengenal budaya Indonesia khususnya dari tanah Jawa.
Salam,
Desi Sachiko
All photos taken from my own personal collection
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
3 Comments
seneng bgt liat wedding sm WNA pk adat, aq jg pgn ky gt soalnya pgn bikin ortu ku bangga, tp kynya calonku tipe yg ga mau ribet 🙁 the another reason also dia pgn nikah legally in France krn di indo kn harus nikah agama jg. aq blg rata2 yg nikah sm bule d indo pindah agama kok. dia blg dia ga bisa mainin agama spt itu. dia sih non beliver. gmn ya mba cara ngomong k dia, secara org indo tuh adatnya msh kental. gmn ngeyakinin dia klo mimpi semua org tua sbgian bsr d indo apalagi anak perempuan pst pgn liat anaknya d pelaminan 🙁 . thx buat sharenya 🙂
Mbak mau tanya itu ijab nya pake bahasa apa ya .mkash
Kalo kami pilih pakai bahasa Indonesia karena suami fasih berbahasa Indonesia. Selain itu agar saksi-saksi, keluarga, kerabat, dan para undangan lainnya bisa mengerti.