Di dunia ini ada banyak tipe manusia, dan saya telah belajar mengenali tipe-tipe mereka dari pengalaman pribadi saya sendiri. Ada beberapa pengalaman tidak enak namun banyak juga pengalaman menyenangkan. Wajar, hal-hal di dunia ini berpasangan. Ada senang ada sedih, ada tawa ada tangis, ada mudah ada sulit, ada teman ada lawan, bahkan manusia pun diciptakan berpasangan, ada pria ada wanita.
Saya pernah bekerja sebagai karyawati temporer di suatu perusahaan asing di Jakarta. Saya tidak tahu jika beberapa karyawati di kantor itu saling tidak menyukai. Suatu hari karyawati A mengunggah foto kumpul-kumpul di FB. Saya yang tidak tahu acara itu dengan polos bertanya ada acara apa dan kapan mereka kumpul-kumpul. Ternyata A tidak suka dengan pertanyaan saya. Dia menganggap saya kepo dan akan menyebarkan informasi ke karyawati B yang mereka benci. A langsung menyebar fitnah tentang saya kepada karyawati C, D, E, dan entah siapa lagi. Lalu mereka menghapus saya dari FB. Saya benar-benar tidak mengerti, saya pikir itu pertanyaan wajar, kalau memang tidak mau ada pertanyaan, mengapa pasang foto di FB?? It’s so childish! Untung saya tidak lama bekerja di sana.
Pengalaman lainnya, saat akan mengurus pernikahan saya di Indonesia. Saat itu saya benar-benar buta tentang aturan menikah WNI dengan WNA di Indonesia. Memang kita bisa mencari informasi di Google, namun bukan berarti kita bisa menemukan semua jawaban di sana. Jika kita langsung mendapat informasi dari orang yang sudah mengalaminya, tentu informasi yang didapat akan lebih akurat.
Kebetulan pasangan saya punya teman yang beristri WNI. Saya pernah bertemu dengan istrinya itu. Akhirnya saya bertanya padanya, karena saya pikir kami sudah kenal walau baru bertemu sekali. Selain bertanya tentang persyaratan menikah dengan WNA, saya juga menanyakan berapa banyak jumlah undangan di resepsinya. Maksud saya untuk memberitahu calon suami saya bahwa resepsi di Indonesia memang tidak bisa mengundang sedikit orang (minimal harus undang satu RT), biasanya bule keberatan kalau mengundang banyak orang yang tidak dikenal. Akhirnya saya berhasil menikah, tapi bukan karena informasi dari dia. Saya usaha sendiri bolak-balik KUA dan kedutaan. Saya tidak pernah mendapat jawaban dari dia, dan pada akhirnya saya tahu ternyata saya sudah dihapus dari FB-nya. Gak papa, tiap orang punya alasan untuk memilih teman… *smile aja*
Dari pengalaman saya, ada tiga hal yang akan selalu saya ingat, yaitu: “Jangan kepo!”, “Berhati-hatilah dengan mulutmu!” dan “Tidak semua orang mau jadi temanmu!”.
Pada awal saya membuat blog ini tujuannya hanya untuk kepentingan pribadi, sebagai tempat curhat untuk menampung perasaan saya, opini saya, dan merekam pengalaman-pengalaman saya agar tidak terlupa begitu saja. Kemudian saya berpikir, mengapa tidak menggunakan blog saya untuk berbagi informasi dengan orang lain? Dengan demikian saya bisa membantu banyak orang yang membutuhkan informasi melalui pengalaman saya, sehingga mereka terhindar dari konflik dengan orang lain akibat dianggap kepo atau mengganggu karena terlalu banyak tanya. 😀
Setelah saya memposting pengalaman-pengalaman saya, terbukti banyak orang senang karena merasa terbantu. Beberapa di antara mereka malah jadi teman baik saya. Salah satu postingan saya yang banyak dibaca orang adalah mengenai pernikahan di Singapura dan perjanjian pra-nikah. Halaman Facebook saya kemudian bertambah ribuan like dan banyak mendapat inbox yang rata-rata berisi pertanyaan atau sekedar curhat dari para pembaca blog saya. Mohon maaf jika saya tidak bisa cepat menjawab semua pesan masuk, karena jumlahnya tidak sedikit. Saya berusaha menjawab sebatas pengetahuan dan pengalaman saya saja.
Saya hanya ingin bersyukur atas karunia yang telah saya dapatkan dan perjalanan yang telah saya tempuh sampai saat ini. Caranya dengan berbagi pengetahuan dan informasi yang saya miliki. Saya bukan orang kaya yang bisa berbagi harta, namun saya bisa berbagi pemikiran dan pengalaman di blog ini. Saat kita kesulitan, tentu sangat bahagia jika ada orang lain yang bisa membantu kita. Sepanjang hidup kita di dunia ini pasti akan butuh pertolongan orang lain, meski hanya sekali. Super sekali ya kalau cuma ditolong orang sekali seumur hidup? 😀 Saat Anda mati pun masih perlu pertolongan orang untuk menguburkan Anda. Jadi jangan pelit untuk berbagi.
Alhamdulillah pernikahan saya di Indonesia waktu itu bisa dikatakan tanpa kesulitan. Semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dari soal biaya tidak ada yang berusaha mengambil keuntungan, orang-orang yang terlibat pun semuanya menyenangkan. Saya percaya, hidup ini memantulkan apa yang kita berikan. Life is like a mirror. If you frown at it, it frowns back. If you smile at it, it returns the greeting. Jika kita memberikan kemudahan bagi orang lain, maka hidup kita pun akan dimudahkan oleh semesta alam.
Salam berbagi,
Desi Sachiko
Featured pic taken from anchordrop.org
Baca juga:
Mampukah Anda Memaafkan?
Saat Sahabat Tidak Bahagia dengan Kebahagiaan Anda
Tidak Ada Orang yang Terlambat Menikah
* * *
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
Alhamdulillah saya telah membaca seluruh artikel mbak dan mendapat pencerahan baik info maupun hal lainnya memang benar kadang saya tanya sana sini sebagai sesama org indo yg sudah menikah dgn warga negar asing mereka tidak menggubris munggin mereka sedang sibuk *berpikir positif saja hehe 🙂
Kebetulan tunangan saya wna asal inggris dan tulisan mba desi sedikit banyak menambah info untuk saya kelak. Salam kenal mbak sukses selalu 🙂