Mungkin oleh-oleh sudah jadi tradisi yang “Indonesia banget”. Traveling dan oleh-oleh sudah seperti satu paket. Jangankan traveling, balik dari mudik pun kita membawa oleh-oleh. Saat keluarga atau teman-teman tahu kita akan atau sedang traveling, pasti ada saja yang minta dibawakan oleh-oleh. Kalo nggak oleh-oleh, pasti nitip dibelikan sesuatu.
Mungkin orang Indonesia itu terlalu baik, atau sebenarnya terlalu mendengarkan kata-kata orang lain, takut dibilang pelit, takut dikira perhitungan, takut dianggap gak peduli sama keluarga atau teman. Tipe orang Indonesia itu gak enakan akhirnya gak kuasa menolak. Kadang jadi serba salah, ditolak gak enak tapi dipenuhi juga merepotkan. Padahal kita jadi menghabiskan banyak uang dan waktu untuk menyenangkan orang lain.
Kalau kamu ingin menjadi orang yang baik, mulailah berhenti minta oleh-oleh ke teman atau saudara yang akan atau sedang traveling. Inilah hal-hal yang perlu kamu pikirkan sebelum meminta oleh-oleh:
Kita Tidak Tahu Kondisi Keuangan Orang Lain
Kalo kamu pikir orang yang traveling itu punya banyak uang, itu belum tentu benar. Pernah gak kamu mikir orang yang traveling itu sudah menabung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun supaya bisa traveling? Mungkin kamu juga gak tahu kalau sebenarnya orang itu dapat tiket murah banget dari maskapai yang sedang promo. Kalo untuk traveling saja uangnya pas-pasan, tentu berat untuk membeli banyak oleh-oleh
Limit Bagasi Pesawat
Semua maskapai penerbangan pasti punya batasan tertentu untuk berat barang bawaan penumpang. Apalagi untuk maskapai low cost, bagasi aja harus bayar. Dari pengalaman saya, oleh-oleh itu banyak mengambil space koper, belum lagi kalau oleh-olehnya besar atau berat. Bisa-bisa kita kena biaya tambahan untuk kelebihan berat bagasi. Nah, yang minta oleh-oleh pasti gak mikir soal bagasi.
Waktu Traveling Terbatas
Orang yang traveling pasti punya waktu yang terbatas. Ya iyalah, kalau waktunya tidak terbatas namanya penduduk bukan turis. Untuk memanfaatkan waktu yang terbatas semaksimal mungkin, para traveler pasti punya jadwal ketat. Hari ini ke mana, jam segini ke mana, jam berikutnya di mana, besok dan lusa ngapain. Belum tentu jadwal perjalanan mereka ada jadwal mengunjungi tempat perbelanjaan atau pasar.
Pemborosan Waktu
Muter-muter mall atau pasar gak cukup sejam dua jam, lho! Belum tentu kita bisa menemukan oleh-oleh atau barang titipan orang di satu mall. Kadang harus datang ke beberapa mall atau keluar masuk banyak toko, baru ketemu barangnya. Kalo gak beruntung malah gak dapat yang dicari. Itu kan namanya pemborosan waktu. Belum lagi harus mengeluarkan ongkos tambahan dari mall ke mall. Berapa lama waktu yang terbuang untuk itu?? Saya pernah mengorbankan waktu satu hari penuh cuma untuk mencari oleh-oleh dan titipan orang. Padahal waktu sehari itu bisa untuk meng-explore daerah/negara yang kita dikunjungi lebih banyak.
Pajak Barang
Membawa banyak oleh-oleh bisa menimbulkan masalah juga. Ada aturan bea cukai di tiap negara. Jika orang membawa masuk barang dari luar negeri dengan jumlah tertentu akan dikenai pajak. Barang-barang mewah seperti elektronik atau barang-barang branded paling sering kena pajak. Jadi kalau ada yang nitip dibelikan tas, sepatu, atau barang branded lainnya, pikirkan juga soal pajaknya. Kebanyakan sih yang nitip gak mikirin pajaknya. Males banget kan kalo harus kucing-kucingan dengan petugas bea cukai.
Tekanan Psikologis
Membeli atau memilih oleh-oleh itu bisa mengakibatkan stress juga, lho! Karena kita harus memikirkan apakah orang yang akan kita beri oleh-oleh akan menyukai oleh-oleh kita. Pernah gak saat memberi oleh-oleh ke teman lalu reaksi mereka seperti ini:
“Kok gantungan kunci sih, udah biasa nih!”
“Kalo kayak gini sih di sini juga banyak yang jual!”
“Ini barang asli bikinan sana??”
Bayangin deh, kita sudah keluar uang untuk membeli oleh-oleh, eh ternyata yang diberi oleh-oleh tidak menghargai pemberian kita. Jadi jangan harap memberi oleh-oleh akan membuat kamu dihargai orang lain.
Sebaiknya jika ada teman atau keluarga yang traveling kita harus mengganti kata-kata “Jangan lupa oleh-oleh!” dengan kata-kata doa. Ucapkanlah “Semoga selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat juga…” atau cukup dengan bilang “Have fun ya!” .
Sekarang ini minta oleh-oleh itu udah gak zaman! Yang keren itu kamu pergi traveling lalu beli barang-barang yang kamu mau dengan uang dan tangan kamu sendiri. Kalau cuma minta atau nitip gak ada kenangannya, kan? Saat teman atau keluarga kembali dari traveling, kita bisa minta diceritakan tentang pengalaman mereka selama traveling. Itulah “oleh-oleh” yang sebenarnya buat kita. Dengan mendengar pengalaman orang lain, pengetahuan kita akan bertambah dan lebih termotivasi untuk melakukan traveling juga.
Salam traveling,
Desi Sachiko
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
Iya cwin…tulisan lu gue bingit deh…gue ogah rempong ama gono gini oleh-oleh, ha ha ha….soalnya gue kalo traveling banyaknya urusan kerjaan ama keluarga. Boro-boro beli buat gue sendiri. Dan kalau bisa no way lah urusan bagasi-bagasian. Waktu yang ada di tempat lain gue pakai untuk kenal lingkungan, lebih worthed.