Mungkin banyak di antara Anda yang belum tahu tentang Couchsurfing. Bagi para traveler sejati apalagi backpacker style, kata Couchsurfing tentu sudah tidak asing bagi mereka.
Couchsurfing adalah nama sebuah situs traveling yang diluncurkan pada tahun 2004. Situs ini memfasilitasi para anggotanya untuk mendapatkan atau memberikan tumpangan tidur alias menginap gratis saat melakukan traveling. Tujuannya adalah untuk saling berbagi, menambah pertemanan, dan lebih menyatu dengan orang lokal, sehingga traveler lebih mudah mempelajari budaya atau tradisi setempat.
Bagi para traveler yang memiliki budget pas-pasan, menggunakan Couchsurfing lumayan membantu mengurangi pengeluaran. Uang yang tadinya untuk sewa penginapan bisa dialihkan untuk hal-hal lainnya, misalnya ditabung untuk trip berikutnya atau untuk membeli oleh-oleh.
Ketika saya jelaskan ke orang-orang atau teman-teman tentang Couchsurfing, reaksi yang biasa saya dapatkan seperti ini;
“Gila, berani banget lo nerima orang gak dikenal nginep di rumah lo!” 😀
“Ih baik banget deh lo ngasih nginep gratis, gak kenal lagi!”
Tapi ada juga yang berkomentar positif seperti; “Enak ya begitu, jadi punya banyak teman…” 🙂
Memang di Couchsurfing ini para tamu dan tuan rumah tidak saling kenal sebelumnya. Mereka meminta tumpangan atau memberi tumpangan melalui situs saja, di situlah mereka berkenalan dan berinteraksi. Iya lah, kalo kenal sebelumnya namanya nginap di rumah teman bukan Couchsurfing hehehee…
Bagi yang masih newbie, berikut kata-kata yang sering digunakan dalam dunia Couchsurfing:
Host : Ini adalah sebutan bagi tuan rumah atau orang yang memberi tempat menginap gratis.
Guest atau Surfer : Sebutan bagi traveler atau turis yang numpang menginap.
Couch : Kata untuk menyebut tempat tidur. Couch bisa berupa ranjang, sofa, atau kasur di lantai.
Request : Permohonan untuk numpang menginap.
Reference : Testimoni atau review yang kita tulis di profile surfer atau host setelah selesai menginap. Kita bisa memberikan testimoni positif atau negatif sesuai kesan yang kita dapatkan dari host/surfer.
Sesuai dengan namanya Couch (sofa), maka pada dasarnya seorang surfer hanya mendapatkan tumpangan ala kadarnya (misalnya tidur di sofa). Namun pada prakteknya surfer bisa tidur di mana saja, tergantung kebaikan host dan keadaaan rumah; bisa di ruang tamu atau di kamar yang sangat nyaman, bisa sharing room atau private room, bisa di lantai atau di ranjang. Pada profile host dapat diketahui couch yang mereka tawarkan berupa apa.
Begitu pula dengan makanan dan minuman, tidak ada kewajiban bagi host untuk memberikan jamuan (memasak atau membelikan makanan). Meski demikian, umumnya para host tidak keberatan berbagi makanan dengan para surfer. Banyak juga host yang memperbolehkan surfer memasak atau memasak bersama. Host juga tidak memiliki kewajiban menjadi “guide”, namun banyak host yang dengan senang hati menemani surfer jalan-jalan.
Meskipun Couchsurfing tergolong aman, bukan berarti kita bisa percaya kepada semua surfer atau host. Namun bagi yang belum pernah mencoba Couchsurfing tidak perlu kuatir berlebihan, karena di mana saja bisa terjadi kejahatan. Menginap di hotel pun sebenarnya tidak ada jaminan keamanan 100% untuk kita.
Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, jangan pernah meminta atau memberikan tumpangan di luar situs Couchsurfing. Salah satu surfer saya hampir melakukannya. Dia pernah melakukan request di grup Couchsurfing WhatsApp (saya malah tidak tahu ada grup ini), dan ternyata calon host-nya itu tidak memiliki akun Couchsurfing. Aneh kan?? Untungnya dia membatalkan rencananya menginap di rumah host itu.
Melakukan couchsurfing tanpa melalui situs/aplikasi resmi Couchsurfing berbahaya, karena profile host dan surfer tidak bisa diketahui. Selain itu aktivitas Anda tidak terdeteksi oleh situs dengan siapa Anda terakhir kali menginap atau menerima surfer.
Berikut ini beberapa tips untuk ber-Couchsurfing:
1. Profile Itu Penting
Baca seluruh profile host atau surfer dengan teliti. Baca juga reference yang sudah mereka dapatkan, apakah ada yang negatif. Isi profile setidaknya menggambarkan bagaimana karakter seseorang. Saya suka dengan orang yang banyak menceritakan siapa diri mereka pada profile-nya.
2. Jangan Sembarangan Memilih Host atau Menerima Surfer
Kadang untuk mendapatkan host itu sangat sulit, tapi bukan berarti Anda bisa mengirimkan banyak request ke sembarang host. Anda tetap harus teliti. Apalagi jika ada orang yang menawari untuk meng-host Anda. Jika Anda solo traveler wanita, sebaiknya jangan memilih host laki-laki. Gunakan logika dan intuisi juga. Jika isi profile mereka tidak lengkap dan fotonya juga sedikit, sebaiknya jangan dipilih.
3. Jangan Mengirimkan Request Mendadak
Umumnya host tidak siap setiap saat untuk menerima surfer. Kadang mereka perlu mengatur jadwal mereka untuk menerima tamu atau perlu waktu untuk bersih-bersih rumah.
4. Tulis Pesan Request yang Sopan.
Saya sering mendapat request berisi pesan pendek seperti “Saya bisa numpang menginap?” atau “Saya perlu tempat menginap nih!” dan semacamnya. Lah, situ siapa?? Memangnya rumah saya hotel gratis?? Request seperti ini sudah pasti saya abaikan. Menurut saya request seperti ini tidak sopan. Jika Anda mengirimkan request, minimal ceritakanlah tentang diri Anda dan mengapa Anda memilih host tersebut.
5. Patuhi Aturan Host
Tidak sedikit host yang menerapkan aturan-aturan sendiri bagi surfer yang menginap di rumahnya. Misalnya tidak boleh merokok di rumah atau tidak boleh pulang larut malam. House rules bisa dibaca di profile host. Hargailah host dengan cara tidak melangar aturan yang telah ditetapkan. Jangan berbuat seenaknya saat menginap di rumah orang, apalagi orang yang tidak Anda kenal sebelumnya.
6. Hargai Host
Mematuhi aturan host belumlah cukup. Anda juga harus tahu etika. Jika sedang di rumah, jangan sibuk dengan handphone saja, atau hanya diam di kamar. Jika bisa bangunlah pagi, lebih baik jika bisa sarapan bersama host. Basa-basilah atau ngobrol, karena Couchsurfing bukan sekedar urusan numpang, tapi ada manfaat yang ingin kita dapatkan seperti menambah teman dan bertukar fikiran, dan belajar dari pengalaman orang lain.
7. Jangan Pelit
Banyak sekali orang yang menggunakan Couchsurfing CUMA untuk menginap gratis. Memang Anda bisa menghemat budget dengan mencari host, namun sebenarnya tujuan Couchsurfing bukan itu. Tujuan Couchsurfing adalah saling berbagi dan memperbanyak teman. Jadi jangan menjadi parasit selama berhari-hari di rumah host, harus ada timbal balik antara host dan surfer. Timbal balik bukan dalam hal materi tapi bisa juga dalam hal bertukar ilmu atau pengalaman. Jika bisa, sebagai bentuk kesopanan cobalah bawakan souvenir atau snack khas dari kota/negara Anda untuk host.
8. Berikan Reference
Reference penting untuk menunjukkan “kualitas” seorang host atau surfer. Jangan malas menuliskan testimoni. Banyak juga lho surfer yang habis menginap tidak menuliskan testimoni apa pun untuk host. Jadi jika melihat profile Couchsurfer hanya memiliki sedikit reference belum tentu karena pengalamannya sedikit. Mungkin saja dia aktif di couchsurfing tapi sering tidak mendapat testimoni. Bagi saya memberikan reference yang baik adalah salah satu bentuk kesopanan.
Aktif dalam Couchsurfing tidak harus menjadi host yang menerima surfer di rumah lho. Kita bisa jadi host hanya untuk meet up saja, misalnya ngopi, makan bareng, atau jadi “guide” menemani surfer menjelajahi kota/negara kita. Kita juga bisa mengikuti event-event yang diadakan oleh member Couchsurfing. Biasanya ada pertemuan rutin antar member Couchsurfing di beberapa kota.
Hal menarik lainnya dari Couchsurfing adalah dapat membantu kita memperlancar bahasa asing jika host atau surfer kita orang asing. Wawasan kita juga bertambah dengan saling berbagi pengalaman. Kita bisa melatih kesabaran karena tidak semua orang punya sifat yang menyenangkan. Pasti ada saja kelakuan surfer atau host yang aneh-aneh. Misalnya ada surfer yang suka berantakin kamar atau host yang terlalu cerewet/kepo.
Kebetulan saya dan suami saya anggota Couchsurfing sejak kami belum menikah, bahkan sebelum kami pacaran. Makanya sampai sekarang kadang kami masih terima surfer di rumah. Saya menerima surfer dari berbagai negara, tapi saat ini saya lebih mengutamakan orang Indonesia yang menginap di tempat saya (Singapura). Tujuan utama saya menjadi host karena saya memiliki misi untuk membuat orang-orang Indonesia keluar dari tempurung. Saya ingin orang-orang Indonesia (lebih banyak) melakukan traveling untuk melihat dunia dan belajar tentang perbedaan. Umumnya orang Indonesia masih enggan traveling karena terpikir biaya yang besar, terutama untuk tiket pesawat dan sewa penginapan.
Yuk mulai traveling dan bertemu orang-orang baru! Hidup kita akan lebih bahagia jika sering berinteraksi dengan orang-orang baru. Pikiran Anda juga lebih terbuka melihat perbedaan di luar sana.
Salam Couchsurfing,
Desi Sachiko
Baca juga:
Tips Traveling Hemat
Keuntungan Melakukan Traveling Solo
Pertama Kali ke Singapura? Baca Ini Dulu!
Minta Oleh-Oleh Udah Gak Zaman!
* * *
Apakah artikel ini berguna? Silakan bagikan:
4 Comments
hi kak, terima kasih artikelnya, kebetulan aku newbie di couchsurfing dan ini sangat membantu.
btw, kalo boleh tau akun CS nya kakak apa ya? soalnya aku rencana bulan July 2017 depan akan pergi ke Singapore untuk traveling perdana dan solo travel, kalo boleh aku pengen jadi surfer di tempat kakak soalnya aku masih takut kalo cari host yg ga dikenal apalagi ke luar negeri. Terima Kasih
Tks artikelnya…infonya kerens.
Pengen ngirim anakku biar bs travelling.
Pengen jadi host ih di bandung suburb hehe
informatif, dan keren..
Suka sama kata-kata di 2 paragraf terakhir, kebetulan aku juga pengguna cs juga tapi belum pernah jadi host atau pun jadi surfer tapi dah beberapa kali hangouts bareng member Cs dan kebetulan dijogja ada Monday gathering dan itu bener2 memperluas wawasan nambah teman juga, mungkin kalau ke jogja bisa join dan hangouts bareng ^^