Sekarang ini sepertinya hampir semua orang ingin punya banyak follower di Instagram, bahkan ada yang membeli follower palsu. Sebenarnya demi apa mereka ngarep punya banyak follower? Yang utama supaya Instagram-nya terlihat populer, ya kan?? 😀 Kalau populer nanti bisa dapat gelar selebgram atau influencer. Keren kan? Nah, para pengguna Instagram yang keren-keren ini nanti bisa ditawari endorse.
Pengguna Instagram pasti sudah tahu endorse itu apa. Tapi gak apa ya saya jelasin lagi di sini. Endorse adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia secara harfiah adalah “mendukung” atau “menyokong”. Endorse dalam arti lebih luas yaitu pernyataan publik tentang persetujuan atau dukungan terhadap sesuatu atau seseorang. Semacam referensi gitu deh. Biar gak ribet mengartikannya, dalam dunia marketing khususnya di Instagram endorse berarti promosi atau mengiklankan sesuatu.
Bayaran untuk meng-endorse suatu produk atau jasa tergantung kesepakatan selebgram dan pemasang iklan. Untuk public figure seperti artis, atlet, tokoh masyarakat, dan orang terkenal lain, biasanya sudah menetapkan tarif sendiri yang tidak bisa ditawar-tawar. Tarif endorse mereka bisa puluhan sampai ratusan juta sekali endorse.
Bicara tentang endorse, sebenarnya endorse bukan hal baru di dunia maya. Sebelum endorse populer di Instagram, pemilik blog-blog pribadi juga sudah banyak yang ditawari endorse. Cuma kalau di blog tidak disebut endorse tapi lebih sering disebut “sponsored post” atau “kerja sama penempatan iklan”, intinya sama aja sih yaitu mempromosikan produk/jasa.
Nah, berhubung public figure jarang banget yang nge-blog dan gak semua orang juga suka baca blog, jadi endorse di blog gak booming. Kalau sekarang kan hampir semua public figure dan orang biasa punya Instagram. Jadi endorse di Instagram lebih diminati.
Bagaimana sih endorse di blog itu? Begini, pertama pemasang iklan mengincar blog-blog yang dianggap populer atau yang lumayan banyak pengunjungnya untuk diajak bekerja sama mengiklankan suatu produk/jasa. Lalu si blogger akan dikontak pemasang iklan untuk membicarakan kerja sama tersebut, biasanya melalui E-mail atau contact form yang ada di blog.
Pemasang iklan umumnya meminta blogger untuk menulis artikel yang berkaitan dengan produk/jasa mereka. Jenis artikel bermacam-macam, disesuaikan dengan keinginan pemasang iklan. Ada yang berupa review produk, kegiatan sehari-hari, curhat, dan lain-lain. Nanti di dalam artikel tersebut diselipkan atau disebutkan merk produk/jasa mereka. Artikel tidak selamanya tulisan asli dari blogger, banyak juga pemasang iklan yang menyediakan artikelnya, blogger tinggal publish saja di blog-nya. Selain berupa artikel, blogger juga kadang ditawari kerja sama dengan cara memasang foto atau banner produk/jasa di halaman blognya. Lama artikel, foto, atau banner yang ditayangkan di suatu blog juga tergantung kesepakatan, ada yang beberapa minggu, bulan, sampai tahunan.
Saya sering ditawari kerja sama iklan di blog ini. Umumnya kerja sama datang dari perusahaan digital marketing yang menangani promosi produk klien-kliennya. Saya pernah dua kali ditawari kerja sama iklan dari sebuah travel agent terkenal. Saya yakin yang baca blog ini sering beli tiket pesawat di situ hehehe… Travelnya rajin ngasih diskon tiket pesawat dan hotel sih. Ada tawaran kerja sama dari aplikasi editing foto, sampai ditawari tiga kali. Bagi yang sering edit foto harusnya tahu aplikasi ini. Ada juga tawaran kerja sama dari perusahaan start-up. Dan masih ada beberapa lagi, saya lupa dari mana – harus buka E-mail dulu biar ingat hahahaa… Oh ya, saya juga pernah ditawari kerja sama mengiklankan judi online hahahaa… Kalau yang ini tanpa pikir-pikir lagi langsung saya tolak.
Selain kerja sama iklan, saya juga pernah dua kali diundang untuk mengisi acara televisi. Mereka ingin menjadikan saya narasumber tentang pernikahan campuran setelah membaca blog saya. Undangannya saya tolak karena acaranya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang saya pegang. Acara talk show lucu-lucuan gitu lah. Kalau yang ngebet pengen masuk televisi pasti diterima deh undangannya, tapi saya kan kalem aja gak haus popularitas wkwkwkwk… 😀
Berhubung saya orangnya (agak) pemilih, dari sekian banyak tawaran kerja sama yang masuk ya dipikir-pikir banget mau ditolak atau diambil. Alasan penolakan bermacam-macam; karena tidak deal dengan bayarannya, ada yang tidak suka dengan produknya, dan ada juga yang tidak cocok dengan prinsip dan visi saya. Sombong yehh gue hahahaa… 😀 Bukan gitu, saya cuma merasa ada beban jika saya mempromosikan sesuatu atas nama pribadi (keluar dari mulut saya atau tulisan saya) tapi saya tidak benar-benar tahu kualitas produk/jasa tersebut. Saya lebih senang dengan iklan dari Google Adsense, karena bisa dibilang bukan saya yang beriklan secara langsung. Saya tidak mengeluarkan statement apa pun dari mulut atau tulisan saya.
Oh ya, sekarang saya melihat Instagram yang tadinya merupakan platform untuk sharing foto kemudian berubah menjadi “tempat promosi”. Para pengguna yang dulunya fokus pada keindahan foto atau seni fotografi sekarang sudah tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Sekarang pengguna Instagram lebih suka mengunggah foto yang kira-kira dapat menarik banyak follower, dan itu tidak selalu berkaitan dengan seni fotografi.
Oke sobat, segitu dulu ya cerita saya tentang endorse di blog. Kalau pengalaman endorse di Instagram saya belum ada karena Instagram saya private. Mungkin nanti kalau nasib membawa saya jadi Instagram influencer saya akan tulis ceritanya hahahaa… 😀
Salam,
Desi Sachiko
Pic taken from https://www.adgeeko.com/tag/instagram/
BACA JUGA:
Ketika Vlog Mulai Menyingkirkan Blog, Haruskah Blogger Hijrah Jadi Vlogger??
Orang Biasa Jadi Youtuber Itu Susah!
Bukan Cuma di Instagram, dari Dulu Sudah Ada Endorse di Blog
Inilah Mengapa Saya Kurang Suka Instagram
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply