Negara tetangga kita ini sedemikian terkenal di dunia internasional. Singapura merupakan salah satu negara tujuan wisata yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain jarak tempuh yang singkat, harga tiket pesawat ke sana pun sangat murah, bahkan beberapa maskapai penerbangan menawarkan tiket ke Singapura lebih murah daripada tiket penerbangan ke Bali.
Jika Anda sudah pernah ke Singapura pasti tahu kalau negara ini sangat teratur. Transportasi umum seperti MRT (Mass Rapid Transit) dan bis sangat layak dan nyaman, Anda tak perlu naik taksi jika tidak kepepet. Fasilitas khusus bagi penyandang cacat pun ada dalam angkutan umum. Semua bis di Singapura memakai kartu tap (sama dengan kartu MRT) yang memotong dana dalam kartu secara otomatis berdasarkan jauh dekatnya tujuan Anda. Anda juga bisa membayar cash di dalam bis dalam keadaan darurat – misalnya tidak ada dana dalam kartu Anda, tapi hanya beberapa bis saja yang masih mau menerima cash.
Singapura juga terkenal dengan kebersihannya. Warganya terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Jangan coba-coba untuk merokok di sembarang tempat, karena Anda akan didenda 1000 SGD untuk itu. Selain kebersihan tempat-tempat umum, juga ada standar kebersihan untuk makanan. Anda bisa melihat tempelan kode A atau B (tapi saya belum pernah melihat yang C atau D) di dinding restoran atau food court. Di Singapura semua hal yang berkaitan dengan makanan akan mendapatkan penilaian dari AVA (Agri-Food & Veterinary Authority of Singapore). Restoran-restoran akan mendapatkan kode A =sangat baik, B=Baik, C=Rata-rata, dan D =Kurang, berdasarkan kebersihan makanan dan standar keamanan makanan yang tinjau tiap tahun. Jika tahun ini sebuah restoran mendapatkan kode B, bisa jadi tahun depan mereka mendapatkan kode A jika mereka meningkatkan kebersihan dan mutu makanannya.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika berada di Singapura. Jangan sampai Anda dimaki oleh orang-orang di sini karena ketidaktahuan Anda. Misalnya, jika Anda naik eskalator, berdirilah di sebelah kiri. Lakukan hal ini terutama di stasiun MRT dan mall-mall. Meski tak ada peraturan tertulis namun biasanya sisi sebelah kanan selalu dikosongkan agar tak menghambat mereka yang sedang terburu-buru (berjalan cepat di eskalator). Trotoar terbagi menjadi dua bagian dengan warna aspal yang berbeda untuk pejalan kaki dan sisi lainnya untuk pengendara sepeda. Di dalam MRT ada bangku khusus yang biasanya berwarna lebih tua. Bangku-bangku tersebut (hanya) untuk wanita hamil, lansia, penyandang cacat, dan orang yang membawa balita. Anda boleh duduk di bangku ini selama tidak ada orang-orang dalam katagori di atas di dekat Anda. Jika di Indonesia Anda terbiasa naik bis dari pintu mana saja, tidak demikian di Singapura. Penumpang bis harus naik dari pintu depan dan turun melalui pintu tengah.
Penduduk di sini tinggal di apartement atau condominium karena terbatasnya lahan. Harga sewa apartemen pun sangat tinggi, belum lagi harga barang-barang kebutuhan lainnya. Pantaslah jika Singapura masuk dalam sepuluh negara termahal di dunia. Seperti di Jakarta, tinggal di apartement sangat kurang dalam hal interaksi antar tetangga. Jangan harap Anda mendapatkan senyum di sini, bahkan pelayan restoran atau kasir supermarket sangat pelit melakukannya. Pelayanan apa pun serba cepat. Supir taksi bahkan langsung tancap gas tanpa mengucapkan terima kasih dan tidak membantu menurunkan koper Anda.
Sesuatu yang paling menyebalkan bagi saya adalah Singlish (bahasa Inggris berlogat daerah – campuran Cina dan Melayu) yang diucapkan sepotong-sepotong. Seorang kasir Burger King bertanya pada saya: “Order??”Saya menjawab: “Yes.” Setelah itu dia meninggalkan saya yang berdiri bengong karena ditinggalkan. Kemudian kasir kedua datang, saya langsung bilang padanya bahwa saya mau memesan. Ketika saya sedang memesan, kasir pertama datang dan tampak kesal pada saya, lalu dia berbicara pada kasir kedua bahwa tadi dia sudah tanya pada saya sudah memesan atau belum. Saya baru mengerti ternyata pertanyaan kasir pertama “Order?” maksudnya sudah order atau belum. Di sini siapa yang bodoh?? Harusnya dia bertanya,”Have you ordered?” Maka akan saya jawab belum. Selain itu banyak pelayan restoran dan kasir supermarket yang tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali. Jika mereka berbahasa Inggris pun sulit dipahami karena aksen mereka sangat kental. Jika kita tidak mengerti apa yang mereka maksud maka mereka akan kesal.
Hal kontras yang bisa Anda lihat berbeda dengan Indonesia adalah para pekerja lansia. Di Singapura banyak pekerja lansia di restoran atau supermarket. Terkadang saya kasihan melihat mereka yang seusia orang tua saya masih bekerja keras sebagai pelayan, kasir, atau tenaga kebersihan yang mendorong-dorong trolley atau mengepel. Terlepas dari rasa kasihan, pemerintah Singapura cukup bagus menerapkan aturan kerja dimana lansia masih bisa diterima bekerja. Bagaimana pun mereka tetap butuh uang untuk hidup. Beda dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang hanya memilih para pekerja belia (nan cantik) untuk melayani customers.
Pemerintah Singapura sangat menjaga keamanan lingkungan. Anda dapat melihat CCTV bertebaran di mana-mana. Warning tentang terorisme diputar pada layar-layar yang dipasang di tempat-tempat umum. Para wanita santai mengenakan rok mini, celana pendek, atau tanktop, tanpa takut ancaman kriminalitas seksual. Anda juga tak perlu kuatir dengan pencopet meskipun berdiri dalam MRT yang penuh atau berjalan sendirian di malam hari. Singapura adalah salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia.
Satu hal yang mengherankan adalah dengan terbatasnya wilayah yang dimiliki Singapura (sekitar 710 kilometer persegi) tetapi mereka bisa membangun apapun dengan ukuran besar, seperti airport, taman-taman, tempat-tempat wisata, tempat olah raga, gedung-gedung, tempat perbelanjaan, dan lain-lain. Semua itu adalah hasil dari perencanaan wilayah dan tata kota yang sangat baik. Sekilas memang menyenangkan untuk hidup di Singapura yang gemerlap oleh mall-mall dan berbagai hiburan yang menghipnotis Anda untuk segera mengosongkan dompet.
Saya tinggal di Singapura karena pekerjaan saya tidak mengharuskan untuk hadir di kantor alias saya bekerja secara online. Saya bisa tinggal di mana saja dan bekerja dari mana saja. Menurut saya Singapura adalah negara yang menyenangkan jika Anda tinggal dalam waktu yang sebentar alias sebagai turis saja. Semakin lama Anda tinggal di sini Anda akan merasakan kebosanan, terutama jika Anda tidak memiliki teman. Sejauh mata memandang Anda akan melihat gedung-gedung saja, kecuali jika Anda tinggal di daerah yang dekat dengan laut. Masalah yang paling penting bagi saya adalah sulitnya bersosialisasi di sini. Di Indonesia Anda dengan mudah mendapatkan teman, bahkan Anda bisa mengobrol dengan orang yang sebangku dengan Anda di bis atau angkot. Di Singapura Anda akan mendapatkan tatapan aneh jika Anda berbicara duluan dengan orang yang tidak Anda kenal.
Jangan datang ke Singapura jika Anda mencari keindahan alam seperti pegunungan atau laut. Tempat tertinggi di Singapura tidak lebih dari 200 meter. Anda bisa menemukan pantai-pantai juga, tapi tak sebesar dan seindah di Indonesia. Jika Anda menyukai shopping, makan, suasana kota besar, dan gaya hidup masa kini, maka Singapura adalah tempat yang tepat bagi Anda. Tak ada budaya yang khas di sini karena kebanyakan penduduknya adalah pendatang atau orang-orang asing. Orang-orang di sini terlihat seperti robot tanpa emosi. Mereka berjalan cepat tanpa menengok kiri kanan, tanpa bicara, dan hanya fokus pada gadget canggih di tangan mereka masing-masing. Singapura seperti tidak memiliki jiwa. Senyum menjadi sesuatu yang mahal di sini.
Featured pic taken from businesstimes.com.sg
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply