Saya tidak pernah merasa bahwa saya adalah seorang penulis yang baik. Saya tidak bisa menilai kualitas tulisan saya, bagus atau tidak. Biasanya saya menulis apa saja yang terlintas dalam pikiran saya. Bagi saya, menulis adalah untuk mengeluarkan unek-unek, kekesalan, atau kegembiraan. Urusan orang suka atau tidak, bagus atau jelek, itu tidak saya pikirkan.
Meskipun begitu, bukan berarti saya menulis secara asal-asalan. Saya akan mencari tahu dulu berbagai informasi yang berkaitan dengan apa yang ingin saya tulis. Saya berusaha menulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.
Menulis adalah menyampaikan informasi atau pemikiran dalam bentuk huruf yang dirangkai menjadi kata dan dibentuk menjadi kalimat. Jadi tulisan Anda harus bisa membuat orang mengerti apa yang ingin Anda sampaikan. Tidak perlu digambarkan dengan panjang lebar jika hanya membuat pusing pembaca atau malah berputar-putar, tidak ada intinya. Tidak perlu juga memakai bahasa sastra yang indah-indah kalau hasilnya malah terdengar aneh atau “maksa”. Bahasa yang sederhana jauh lebih baik agar orang-orang lemot pun bisa mengerti.
Satu hal lagi yang penting adalah urusan mengedit. Setelah selesai menulis ada baiknya kita membaca lagi berulang-ulang apa yang sudah kita tulis. Tujuan dari mengedit adalah untuk membetulkan kalimat, kata-kata, atau tanda baca pada tulisan kita agar sempurna hingga enak dibaca. Saat Anda akan mempublish sebuah artikel, pastikan tulisan Anda sudah benar, tidak ada kesalahan penulisan, seperti ada huruf yang kurang atau double.
Sebaiknya mengedit tulisan dilakukan beberapa saat setelah Anda selesai menulis. Jika Anda langsung mengedit setelah menulis, otak Anda masih lelah dan bosan, hal itu menyebabkan konsentrasi Anda berkurang hingga kesalahan seringkali tidak terlihat. Kalau bisa, lakukan kegiatan lain sebelum mengedit agar otak lebih fresh.
Jika Anda melakukan kesalahan penulisan pada blog pribadi Anda, itu masih bisa dimaklumi. Beda rasanya jika membaca tulisan dengan “fat finger syndrome” pada artikel yang terpublish di website-website besar (semacam Kompasiana), apalagi jika terjadi di bagian judul, wah! Saya sering menemukan artikel dengan kesalahan ketik di bagian judulnya. Jujur saja, itu mengurangi minat saya untuk membaca artikelnya. Judulnya saja sudah salah ketik, bagaimana dengan isinya?? Terkesan penulisnya tidak serius ya…? 😀
Salam,
Desi Sachiko
Featured pic taken from comprehend-associates.es
Baca juga:
Menulis adalah berpikir
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply