Bagi orang yang baru tinggal di luar negeri, pastilah merasa senang. Iya lah, semua serba baru dan serba berbeda dengan apa yang ada di negeri kita sendiri. Namun seiring waktu berjalan, rasa antusias dan senang pun mulai berkurang. Pada fase ini akan timbul masalah yang biasa menjangkiti orang-orang Indonesia di luar negeri, yaitu kangen masakan tanah air dan merasa kesepian.
Untuk urusan makanan masih bisa diselesaikan, caranya dengan mencari restoran Indonesia atau memasak sendiri (meskipun rasanya agak berbeda karena tidak semua bumbu Indonesia bisa didapatkan di luar negeri). Kesepian menjadi masalah yang lebih serius dari urusan lidah dan perut, karena solusinya tidak bisa dibeli di supermarket.
Kesepian bukan berarti kita tinggal di daerah yang sepi namun di daerah ramai pun kita bisa merasa kesepian. Banyaknya orang atau keramaian tidak menjamin Anda terbebas dari kesepian. Jika kita berada di suatu tempat di mana orang-orang di tempat itu tidak seramah yang kita harapkan atau keramahan mereka tidak sesuai dengan standar kita, itulah penyebab utama kesepian. Rasa jenuh atau kebosanan terjadi karena tidak ada interaksi yang akrab dengan orang lain.
Di Indonesia, kita kenal hampir semua orang di lingkungan kita. Selain itu letak rumah satu dengan yang lainnya juga berdekatan. Orang Indonesia terbiasa dengan keramaian. Mereka biasa menghabiskan waktu bersama teman-teman atau para tetangga. Siapa pun boleh berkunjung ke rumah kita tanpa ada pemberitahuan yang formal. Orang Indonesia bisa dengan mudah mendapat teman, bahkan dengan orang sebangku di bus pun bisa mengobrol. Mereka terbuka dengan orang-orang baru.
Hal seperti itu tidak bisa Anda harapkan di luar negeri. Perbedaan budaya, tradisi, dan tingkat ekonomi di suatu tempat mempengaruhi cara bersosialisasi masyarakatnya. Menurut pengamatan saya, pergaulan di luar negeri sangat kaku. Jangankan bertegur sapa, dengan tetangga sendiri pun tidak pernah berbicara. Mereka mungkin bisa bertegur sapa, namun tidak alami dan terasa dipaksakan. Mereka pelit senyum. Jika Anda tersenyum duluan, mereka akan menatap Anda dengan aneh. Anda tidak akan bisa mengenal orang lain jika tidak dikenalkan oleh orang lain yang sudah Anda kenal terlebih dahulu. Memang tidak semua orang di luar negeri seperti itu, tapi rata-rata memang begitu.
Orang Indonesia terkenal suka nongkrong (kumpul-kumpul) dan ketawa-ketiwi. Tempat nongkrong bisa di mana saja, tidak selalu di tempat mahal, bisa di rumah teman, di mall, atau di mini market pinggir jalan semacam seven eleven. Intensitas bertemu teman-teman juga sangat sering. Di luar negeri mungkin hanya bisa beberapa bulan sekali atau mungkin malah setahun sekali pada saat Natal atau tahun baru. Menurut orang asing terlalu sering kumpul-kumpul merupakan pemborosan waktu dan uang. Mungkin ada benarnya, namun di balik itu ternyata bertemu teman-teman adalah obat bagi kesehatan jiwa. Makanya saya jarang melihat orang Indonesia yang stress atau bunuh diri karena kesepian. 😀
Orang yang kurang bersosialisasi pada umumnya akan mudah mengalami perasaan tertekan dan bersedih. Efek jangka panjangnya dapat menimbulkan gangguan mood, depresi, dan gangguan mental lainnya. Stress juga mengurangi kekebalan tubuh manusia hingga menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Dengan demikian sosialisasi memiliki dampak besar pada kesehatan tubuh dan mental.
Ekspatriat atau orang yang tinggal di negara lain memiliki tantangan berat untuk memulai dari awal mencari teman dan membuat persahabatan. Apalagi jika di tempat yang baru begitu berbeda karakter orang-orangnya, tidak terbuka dengan orang asing, dan tidak suka bergaul. Orang Indonesia di luar negeri harus aktif mengikuti komunitas atau datang ke acara-acara yang dibuat oleh kedutaan besar di sana. Namun tetap saja, pertemuan komunitas atau acara di kedutaan hanya dilakukan pada saat-saat tertentu (jarang). Sehari-hari tetap kesepian! 😀 Itulah sebabnya banyak sekali orang Indonesia yang selalu ingin kembali ke tanah air meski sudah lama hidup di luar negeri.
Di Indonesia memang lebih mudah untuk mencari teman. Mereka mudah bergaul dan suka mengobrol. Oh ya, satu lagi: suka traktir hehehee… 😀 Acara traktir biasanya saat ulang tahun, dapat kerja baru, dapat arisan, dan lain-lain. Bagi orang Indonesia mentraktir bukanlah membuang-buang uang namun merupakan ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang diperolehnya. Bagi saya Indonesia masih lebih ramah dari negara mana pun di dunia. Love you Indonesia!
Salam hangat,
Desi Sachiko
Featured image taken from weddingwire.com
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Comment
Untuk kak Desi, terima kasih sudah memberikan wawasan bagi saya tentang tinggal di negeri orang ^^ Saat ini saya sedang mengerjakan tugas dan pandangan kak Desi tentang sosialisasi negara individualistik bisa menjadi salah satu contoh untuk tugas saya, saya mohon ijin mengcopy kutipan di artikel ini, saya akan mencantumkan link sumbernya kok hehe. Sekali lagi terima kasih untuk wawasannya dan semangattt buat kak Desi yang beradaptasi di luar negeri