Soal bajak-membajak di Indonesia sudah tidak aneh. Barang-barang KW bebas dijual di mana-mana. Lagu-lagu MP3 bebas diunduh dari berbagai situs. Apalagi menggunakan foto-foto yang diambil dari internet seenaknya, ini dilakukan oleh hampir semua orang di seluruh dunia.
Banyak orang yang tidak tahu bahwa sebagian besar dari konten/materi (tulisan, foto, gambar, musik, dan lain-lain) yang ada di internet memiliki hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang. Jika sebuah konten tidak memiliki hak cipta resmi, itu bukan berarti bahwa kita dibenarkan mengambil konten tersebut untuk digunakan sesuka hati kita.
Saya sering menemukan tulisan saya di-copy paste di beberapa situs. Saya tidak ambil pusing karena meskipun tidak izin tapi nama saya tetap dicantumkan (entah yang tidak saya tahu). Ada juga yang meminta izin langsung pada saya tapi seingat saya hanya satu situs yang melakukannya! 😀
Nah, yang baru saja terjadi dan masih berjalan kasusnya pada saat ini adalah foto saya digunakan orang/perusahaan tanpa sepengetahuan saya. Saya mendapati foto milik saya (berdua dengan suami) digunakan tanpa izin oleh sebuah Situs forum, Google+ dari sebuah situs berita, dan sebuah Facebook Page Community. Di situs forum foto saya dan suami dijadikan ilustrasi sebuah artikel tentang tipe cewek yang disukai bule, sayangnya artikel itu lebih membahas fisik daripada perilaku. Kemudian foto saya digunakan oleh Google+ dan Facebook Page untuk ilustrasi artikel humor, sayangnya lagi artikel itu merendahkan profesi pembantu (kampungan gak bisa bahasa Inggris, padahal pembantu yang bisa bahasa Inggris banyak!) dan seperti menertawakan hubungan wanita Indonesia dengan bule. Apalagi foto saya diberi watermark nama situs itu. *sigh*
Sebenarnya saya tidak masalah jika ada orang atau perusahaan yang mau menggunakan foto saya asalkan meminta izin terlebih dahulu pada saya. Saya harus tahu foto saya digunakan untuk artikel apa. Jika artikelnya bagus dan mendidik tentu saya tidak keberatan. Yang sudah terjadi adalah foto saya bersama suami dipakai untuk ilustrasi sebuah artikel konyol yang menurut saya tidak bermutu dan cenderung melecehkan. Jelas saya sangat keberatan!
Saya sudah mengontak admin-admin yang bersangkutan untuk meminta mereka menghapus foto saya secepatnya. Admin Google+ situs berita dan Facebook Community sudah meminta maaf dan menghapus foto saya, tapi situs forum belum memberi respon sampai sekarang. Tampaknya situs tersebut sudah tidak aktif lagi, terlihat dari update member terakhir pada bulan Nopember 2014.
Saya hanya menemukan E-mail admin yang meregister domain name situs forum itu di “whois”. Saya pun mengirimkan pesan untuk meminta kontak kliennya (pemilik domain/situs). Mereka bilang akan membantu saya mengontak pemilik situs, namun mereka perlu KTP saya sebagai bukti bahwa foto itu adalah foto saya. Eiiihhh… Ini yang namanya melapor tapi malah dicurigai. 🙁 Mungkin mereka mau membandingkan pasfoto KTP saya (yang dipotret asal-asalan oleh orang kelurahan) dengan foto di situs (yang dipotret oleh fotografer di pantai). Lha wong saya sendiri aja gak bisa lihat di mana miripnya! 😀 *ketawa guling-guling*
Tentu saja saya tidak berkenan memberikan (scan) KTP saya pada orang yang tidak saya kenal. Sebenarnya mudah sekali melihat bukti bahwa foto itu adalah foto saya. Jika foto saya di website forum itu diklik kanan, nanti muncul “copy image location” klik di situ lalu paste di google atau internet bar. Dari situ bisa diketahui dari mana asal foto saya diambil (dari blog saya ini).
Beberapa teman bilang, sudahlah (pasrah aja) kalau sudah diambil dari internet susah mau komplain, jika mau diperkarakan butuh banyak uang. Bagi Anda yang tidak pernah merasa dirugikan tentu menganggap ini bukan masalah besar. Coba bayangkan, misalnya suatu hari Anda menemukan foto Anda dipakai tanpa izin untuk ilustrasi artikel pelacur atau pengguna narkoba, apakah Anda senang?? Atau bisa jadi suatu hari Anda menemukan foto Anda dijadikan sebuah meme konyol yang memalukan. Saya rasa Anda pasti juga keberatan.
Saya tidak menuntut macam-macam. Saya hanya mau foto saya dihapus, karena mereka tidak pernah izin pada saya sebelumnya. Itu saja! Saya ingin tahu seberapa responsif dan bertanggung jawabnya orang Indonesia menyangkut soal pelanggaran hak cipta, pembajakan, dan pemalsuan.
Saya tahu benar bahwa apa pun yang sudah masuk ke internet tidak lagi bisa kita kontrol. Orang bisa dengan bebas mengopi, menyimpan, menggunakan, dan bahkan menjual materi yang mereka dapat dari internet. Meski dunia internet itu bebas namun kita tetap harus memiliki etika dalam menggunakan materi yang kita dapatkan dari internet. Kita jangan melupakan hak pribadi pemiliknya, dimana perasaan dan harga diri ada di dalamnya.
Saya punya tujuan ingin mengedukasi masyarakat Indonesia untuk lebih menghargai hak cipta dan hak milik pribadi orang lain, baik berupa kekayaan intelektual (ide-ide, lukisan, tulisan, foto, dan yang berkaitan dengan karya) maupun berupa barang atau merek dagang.
Jika Anda tidak mau punya mental pencuri, mulai saat ini mintalah izin kepada pemilik materi jika Anda ingin mempergunakannya untuk tujuan tertentu. Biasakanlah menulis sumber tulisan jika Anda menyalin suatu artikel. Jangan lupa juga, mulai saat ini berhentilah membeli barang-barang bajakan atau KW.
Salam kejujuran,
Desi Sachiko
Featured pic taken from ainakristinawrites.files.wordpress.com
* * *
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
2 Comments
ini juga menimpa saya, tapi bukan foto karena saya selalu watermark juga sebagian foto untuk tutorial birokrasi, ada salah satu blogger menyadur mentah mentah artikel saya yang panjang, dia cuma kurangi ujungnya, saya baru nemu tadi semua kata 2nya gaya bahasa saya, saya langsung tadi koment ke dia suruh hapus itu tulisan saya di sadur mentah mentah, tanpa izin lagi..mereka tak hargai hak cipta orang…sebbbel nya minta ampun, oh ya salam kenal ya, sesama perca yang suka ribet sama birokrasi tulisan mbak banyak bermanfaat buat teman teman diluar sana…misi kita sama bisa sharing bagi yang bernasib sama….. salam dari Makassar…………..
Hai Siti,
Kalau soal artikel yang di-copy paste juga sering menimpa saya. Semua penulis juga pasti pernah mengalaminya. Kalau foto memang saya kesal sekali soalnya itu asli foto muka saya dan suami, apalagi dipakai buat artikel yang konyol yang cenderung melecehkan profesi pembantu dan para bule.
Salam dari Singapore 🙂