Di era internet sekarang ini, pertumbuhan bisnis online juga ikut berkembang pesat. Salah satu bisnis yang menjamur adalah toko online.
Jika pelaku bisnis memiliki modal lumayan, mereka bisa membuat situs toko online sendiri. Jika baru pemula dengan modal pas-pasan biasanya pemilik bisnis akan memanfaatkan blog seperti Multiply, Blogspot, atau WordPress. Kini media sosial seperti Facebook lebih banyak dipilih untuk berbisnis niaga karena lebih mudah untuk berkomunikasi dengan para pelanggan.
Semua bisnis, besar maupun kecil memiliki resiko. Suka duka pasti ada, salah satunya adalah menghadapi para pembeli yang membuat kesal. Dibutuhkan kesabaran yang tiada henti untuk menghadapi mereka.
Berikut saya tulis 10 tipe pembeli yang bikin kesal pemilik toko online. Apakah Anda termasuk diantaranya?? 😛
1. Nawar Tanpa Perasaan
Padahal sudah tertulis bahwa harga yang tertera adalah fixed price alias tidak bisa ditawar, tapi tetap aja ada yang nawar. Ya boleh-boleh aja sih nawar, kalo beli lebih dari satu barang biasanya akan dipertimbangkan soal diskon. Cuma kebanyakan yang nawar gak pake perasaan. Masa beli baju satu biji nawar harga sampe setengahnya? 😀
2. Minta Gratis / Diskon Ongkos Kirim.
“Ongkir gratis ya, Sis??”
“Lho kok ongkirnya mahal banget?”
“Biasanya saya belanja online ongkir cuma Rp 6.000 !”
Kalau misalnya untung dari penjualan tersebut cuma Rp 15.000 sedangkan ongkir Rp 23.000 apakah toko sudah gila untuk memberi gratis ongkos kirim?? Ongkos kirim itu dihitung dari berat paket dan jarak wilayah antara alamat pengirim ke alamat penerima. Gak mungkin Bali-Surabaya dan Bali-Jakarta akan sama ongkos kirimnya. Sebenarnya pembeli tak perlu curiga soal ongkos kirim, kan bisa cek sendiri ongkos kirim di website pengiriman (misalnya JNE atau POS).
3. Minta Barang Dikirim Duluan
Tidak jarang ada pembeli yang meminta barang dikirim duluan baru dia akan melakukan transfer pembayaran. Orang-orang seperti ini mungkin kurang membaca atau apa ya? Di mana pun, semua toko online dalam dan luar negeri hanya akan mengirim barang jika pembayaran telah diterima. Kecuali toko memiliki sistem Cash on Delivery (COD) yaitu bayar di tempat. Kalau COD biasanya toko memiliki kurir pribadi untuk mengantar barang ke alamat dan pembeli melakukan transaksi melalui kurir tersebut.
4. Tidak Berpendirian (Ababil)
Pertama order model A, gak lama kirim pesan minta ganti model B. Belum sempat disiapkan barangnya sudah minta ganti warnanya. Selanjutnya minta ganti ukuran. Sudah capek balas pesan (apalagi di tengah malam) eh ujung-unjungnya gak jadi order! 😀
5. Curiga
“Ini toko online beneran kan?? Gak boong?”
“Eh, sista kok gak nanya alamat lengkapku sih?? Gimana kirimnya? Gak mau nipu kan??”
Phew! Alamat lengkap baru akan kita minta setelah pembayaran diterima, kalo belum bayar ngapain minta alamat pengiriman?? Bikin penuh inbox aja! Paling kita minta info kota tujuan pengiriman untuk mengecek ongkos kirim. Setelah pembayaran diterima kita akan memberitahu bahwa transfer sudah masuk dan meminta alamat lengkap untuk pengiriman.
6. Membandingkan dengan Toko Lain
“Ah di toko itu harganya cuma segini…”
“Sista, aku beli di toko itu gratis ongkir lho!!!”
Ya udah beli aja di toko lain itu, ngapain juga belanja di toko kita?
7. Mencemarkan Nama Baik Toko
“Sista, toko itu masa begini… … …”
“Aku gak suka ama toko itu, sis…”
Entah dengan maksud apa ada orang-orang yang suka menjelek-jelekan sebuah toko kepada toko lainnya. Wah jangan-jangan nanti dia bakal jelek-jelekin toko kita juga… Pasti dalam kehidupan sehari-hari juga sering menjelekan sesamanya.
8. Bawel soal pengiriman
Baru juga transfer udah tanya nomer resi pengiriman. Kita jawab tunggu ya, nanti di SMS. Eh malah dibilang nipu! Lho, toko kan juga perlu waktu untuk mempersiapkan pesanan, seperti ambil barang ke gudang, packing, dan perlu waktu untuk membawa ke kantor pengiriman. Kalau sudah dikirim nanti juga akan di SMS kok no resinya.
“Sis, barangku kapan datang ya?”
“Kok barangku gak datang-datang juga sih? Gimana nih??”
Ya kita juga gak bisa banyak bantu, kita cuma bisa menanyakan ke kantor pengiriman atau mengecek lewat website. Masalah keterlambatan paket diterima itu diluar kuasa kita, karena tanggung jawab sudah beralih ke kantor pengiriman. Kewajiban toko hanya sampai pada mengiriman paket.
9. Kalap Booking
“Sis, simpenin baju A ya!”
“Sis, aku mau yang A, yang B, sama yang C juga!”
“Sis, aku booking ya, minggu depan dibayar…”
Setelah sampai waktu yg dijanjikan: “Blep!” Menghilang!
Dikontak jawabnya, “Iya nanti ditransfer”.
Dikontak ke-2 kali jawabannya “ok” doang.
Dikontak ke-3 kali menanyakan kapan akan bayar gak ada balasan! 🙁
Please, kalau gak niat beli jangan booking! Kadang toko harus menolak orang-orang yang serius mau membeli hanya karena barang tersebut sudah dibooking. Akhirnya toko jadi rugi karena kehilangan penjualan.
10. Deal Lalu Menghilang.
Mirip dengan tipe di atas tapi ini adalah pembeli yang sudah deal dan berjanji akan transfer di hari yang sama secepatnya, misalnya nanti sore. Tapi ditunggu dari sore sampai malam bahkan sampai hari berikutnya tidak ada transfer apa pun. Dikontak pun tiada jawaban. Padahal toko sudah memesan barang orderannya ke supplier dan itu tidak bisa dibatalkan.
Dalam hal ini point nomer 9 dan 10 adalah tipe pembeli yang paling mengesalkan! Bagaimana tidak, kita sudah menyimpankan barang sesuai dengan bookingan dia sekian lama, akhirnya tidak ada kabar. Apalagi jika sudah deal order, barang telah kita ambil dari pusat/supplier dan telah kita bayar lunas. Pembeli tipe ini tidak sedikit. Mungkin mereka adalah orang-orang yang tidak ada kerjaan, cuma bisa mempermainkan orang. Bisa juga tidak punya dana untuk berbelanja tapi sangat bernafsu untuk membeli.
Setelah menjalankan bisnis toko online, saya baru tahu bahwa orang-orang di luar sana ternyata tidak sama pikirannya dengan saya! Maksudnya, sebelum punya toko online sendiri saya sering berbelanja online (sampai sekarang) dan syukurlah saya tidak pernah melakukan hal-hal seperti yang saya tulis di atas.
Yah, itulah suka duka berbisnis toko online. Walaupun ada pepatah mengatakan “Pembeli adalah Raja” tapi bukan berarti kita bisa diperlakukan seenaknya oleh pembeli. Pembeli juga harus memiliki etika agar kita sama-sama enak. Setuju?
Featured pic taken from kidspot.com.au
*
Suka artikel ini? Silakan bagikan:
Leave A Reply